Beranda News

Kisah Mantan Security Pabrik Korban PHK, Banting Setir Jadi Tukang Kopi Keliling di Area Pemkab demi Bertahan Hidup

nursodik atau babeh odik(53), seorang pria asal kebumen, Jawa Tengah mengaku menjadi pedagang kopi keliling Pemkab, Foto. (Istimewa)
nursodik atau babeh odik(53), seorang pria asal kebumen, Jawa Tengah mengaku menjadi pedagang kopi keliling Pemkab, Foto. (Istimewa)

KABUPATEN TANGERANG, Pelitabanten.com – Nursodik yang sering di sapa odik (53), seorang pria asal kebumen, Jawa Tengah mengaku menjadi pedagang “Starbucks” keliling atau starling karena ajakan teman di kampung pada Juli 2022 lalu. Setelah di jadi security di salah satu pabrik, babeh odik berjualan kopi starling untuk kali pertama di Tangerang.

Di awal perantauannya, babeh odik jadi security di salah satu pabrik dan akhirnya di PHK,lalu berjualan kopi starling untuk kali pertama di Tangerang

Saat itu, odik merogoh modal usaha berjualan kopi starling sebesar Rp 500.000. Uang itu dipergunakannya untuk membeli sepeda, kopi saset, termos hingga perakitan sepeda sebagai moda transportasinya.

“Saya modal sendiri sekitar Rp 500.000 dan sudah beli sesekitar Rp 500.000. Itu modal untuk berjualan di Tangerang,” kata babeh odik kepada Pelitabanten.com di Jalan lingkup kamis (/14/12/). Selama tiga bulan berjualan kopi keliling di Tangerang, kata babeh odik penghasilannya tak begitu signifikan, sehingga dia pun mencoba sabar. “Terus saya tetap bersabar” kata odik.

Mahdi mengaku, sepeda yang saat ini dia gunakan saat ini dibelinya dengan sistem kredit kepada penjual selama tiga tahun. “Makanya saya beli (sepeda motor bekas) lagi, pas di sini. Ini saya beli sepeda aja ngutang dulu,bayarnya nyicil, per bulannya Rp 200.000,” ujar dia.

Namun, hari-harinya berjualan di Pemkab, odik merasa penghasilannya juga tak menentu,terkadang, odik hanya mendapatkan bersih sekitar Rp 100.000 atau bahkan cuma Rp 50.000.

Pendapatannya ini berbeda cukup jauh dibandingkan menjelang tahun baru, yang bisa mencapai Rp 300.000. Meskipun demikian, odik tetap masih ada penghasilan yang masuk ke sakunya. “Kadang Rp 100.000 lebih, kalau sekarang sudah agak sepi, kadang pendapatannya Rp 50.000,” ujar dia.