Beranda News

Kunjungi PDAM TB, WNA Asal Taiwan Riset Sungai Cisadane

Kunjungi PDAM TB, WNA Asal Taiwan Riset Sungai Cisadane
Kunjungi PDAM TB, WNA Asal Taiwan Riset Sungai Cisadane. Foto Supriyadi Pelitabanten.com

KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com — Bertema “The Purpose Of A Diary Of Voyagers”, Warga negara Asing (WNA) asal Taiwan Republik Tiongkok, yang tergabung dalam Komunitas Kunjungi PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirta Benteng (TB) milik Kota Tangerang, pada Rabu (7/8/2019) Siang.

Kedatangan mereka ke PDAM TB bertujuan mempelajari sungai Cisadane, dengan didampingi Mukafi Solihin dari Komunitas Semanggi (Semangat Berbagi) yang bermarkas di Jalan Perintis Kemerdekaan, Cikokol Kota Tangerang. 8 orang Warga Negara Asing (WNA) asal Taiwan ini disambut langsung Direktur Utama Sumarya, didampingi PDAM TB Ichsan Sodikin.

Berbekal peralatan Dokumentasi yang dibawa WNA Taiwan berusia muda ini, bersama penerjemah bahasa, menanyakan banyak hal terkait sungai Cisadane.

Kunjungi PDAM TB, WNA Asal Taiwan Riset Sungai Cisadane
Kedatangan Komunitas Asal Taiwan, PDAM Jelaskan Sejarah Cisadane. Foto Supriyadi Pelitabanten.com

Sementara, Sumarya menjabarkan mengenai sejarah sungai Cisadane yang sejak Tahun 1965, dulu dapat diminum langsung tanpa harus diolah seperti saat ini, ditambah musim kemarau yang cukup panjang dialami warga.

“Cerita dari Kakek, Tahun 1965 air sungai Cisadane masih bisa diminum langsung, karena sekarang di daerah aliran sungai ke arah hulu sudah banyak pemukiman lainnya, tidak seperti dulu masih banyak pepohonan, serta ragam faktor lain, oleh karena kebutuhan air diperkotaan, sebabnya kini harus diolah, ragam caranya, nanti bisa dilihat langsung ditempat pengolahan,” jelas Dirut PDAM TB di hadapan para Komunitas Teater Taiwan.

Baca Juga:  PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang Optimalkan Sosialisasi Pemasangan Online

Komunitas Teater Taiwan ini pun menanyakan dengan perkembangan pembangunan daerah aliran sungai Cisadane, tentang bahaya polutan dari yang berada di sekitar sungai Cisadane terhadap produksi dan dampaknya kepada masyarakat.

Sumarya menjelaskan, diketahui bahwa tiap-tiap perusahaan saat ini sudah memiliki pengolahan air limbah yang ditanyakan, namun dikhawatirkan pihaknya adalah limbah domestik yang berasal dari rumah tangga yang langsung membuang ke sungai.

“Karena posisi kita di hilir, memang daerah hulu masih ada beberapa industri, saat ini persyaratan industri harus memiliki instalasi pengolahan limbah industri, justru yang sekarang berbahaya ini adalah limbah domestik menurut saya, atau rumah tangga, apalagi saat ini banyak home industri (industri rumahtangga), seperti pencucian dan mobil, tidak pernah dilihat kemana limbahnya, apalagi limbah rumah tangga, saat ini ada deterjen hanya dengan sekali cuci, untuk ibu rumahtangga itu memudahkan, tapi kita tidak tahu apa kandungan kimia yang ada di dalamnya, dan itu langsung dibuang tanpa ada pengolahan lagi,” ungkap Dirut PDAM TB.

Sumarya pun menambahkan bahwa saat ini kendala yang dihadapi oleh PDAM TB adalah musim kemarau yang sedang melanda, pihaknya selalu berusaha untuk maksimal memproduksi dalam melayani kebutuhan masyarakat. Saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah pusat mengenai hujan buatan.

Baca Juga:  Baksos Polsek Karawaci dan Yayasan Boen Tek Bio Beri Nasi Kotak

“Menurut info kemarau akan berlangsung sampai Oktober, kwantitas produksi tergantung debit air, namun kita selain berusaha juga berdoa, di sisi kwalitas air, kami mengunakan teknologi untuk menjaga kwalitas air agar dapat terjaga, dengan airasi dan klorinasi, atau bagaimana kita terapkan teknologi, dan bila terjadi kendala kami siap mengirim bantuan dengan menggunakan mobil tangki,” tambahnya.

Kunjungi PDAM TB, WNA Asal Taiwan Riset Sungai Cisadane
Komunitas Asal Taiwan Sambangi PDAM TB. Foto Supriyadi Pelitabanten.com

Sistem pengaturan pintu air 10 yang lokasinya berdekatan dengan Perusahaan daerah Kota Tangerang ini pun tak luput dipertanyakan mereka, tentang koordinasi dengan perusahaan lain, masyarakat dan pihak lain yang menggunakan air sungai Cisadane.

“Terkait koordinasi, bermunculan penggiat masyarakat, seperti Banksa Suci, ADSC yang digabung oleh Dinas LH (Lingkungan Hidup,-red) dari beberapa perwakilan perusahaan pengguna air Cisadane, juga BPSDA membuat gabungan komunitas dan perusahaan dari beberapa daerah, namun terkendala dengan berbeda orang di tiap pertemuan yang berbeda, balai BPSDA provinsi Banten yang memiliki kewenangan pengoperasian pintu air 10, mereka memiliki SOP tersendiri, kami hanya memberikan masukan saja, dan bila ada yang membuang limbah, Kita juga tidak memiliki kewenangan untuk menindak, itu tugas Satpol-PP atau lembaga lain,” tutupnya.

Baca Juga:  Ratusan WNA Diamankan Petugas Bandara Soekarno Hatta, Dominan Warga Tiongkok