Beranda News

Lapas Perempuan Tangerang Gelar Bakti Sosial di Hari Ibu

Lapas Perempuan Tangerang Gelar Bakti Sosial di Hari Ibu
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyelenggarakan kegiatan bakti sosial di Lembaga Permasyarakatan Kelas II A, Tangerang dalam rangkaian Peringatan Hari Ibu ke 88. Selasa (6/12/2016).

TANGERANG, Pelitabanten.com – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyelenggarakan kegiatan bakti sosial di Lembaga Permasyarakatan Kelas II A, Tangerang dalam rangkaian Peringatan Hari Ibu ke 88. Selasa (6/12/2016).

“Kami berharap sesuai dengan tujuan peringatan Hari Ibu, kegiatan bakti sosial yang dilakukan di Lapas Perempuan ini dapat memberikan motivasi bagi warga binaan untuk mengembangkan potensinya,” ujar Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Vennetia di LP Kelas II A Tangerang pada Selasa (6/12/2016).

Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa potensi yang berkembang itu sebagai bekal keterampilan ketika keluar dari lapas. Di sini lah gunanya pelatihan guna meningkatkan keterampilan warga binaan.

“Ragam peralatan pun lebih dapat dimanfaatkan dalam menunjang kegiatan produktif yang telah dilakukan oleh warga binaan di Lapas Tangerang,” ucapnya.

Vennetia mengungkapkan 88 tahun yang lalu para pejuang perempuan Indonesia dari Jawa dan Sumatera berkumpul untuk menyelenggarakan kongres Perempuan Indonesia yang pertama. Peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan dapat terlihat dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi, kesehatan bagi ibu dan balita, dan lain sebagainya.

Baca Juga:  Program BSPS Bedah Rumah di Desa Sarakan Sempat Dikeluhkan Warga: Ini Kata kades

Mengingat betapa pentingnya kongres tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan Deskrit Presiden No.316 tahun 1959 dan menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Berbagai hasil perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang perempuan Indonesia di segala bidang pembangunan telah dirasakan hingga saat. Kendati demikian pandangan lama yang mendiskriminasikan dan memarjimalkan kaum perempuan sesungguhnya masih ada di masyarakat.

“Terdapat suatu kenyataan bahwa beban yang dihadapi oleh kaum perempuan amat lah berat seperti angka kematian ibu melahirkan, permasalahan akses terhadap pelayanan kesehatan yang kurang baik, buta huruf atau keterbelakangan dalam pendidikan, masalah kemiskinan dan kelangkaan lapangan pekerjaan bagi kaum perempuan,” kata Vennetia.

Oleh karena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai program 3 akhiri atau 3Ends, yaitu akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan orang dan akhiri kesenjangan akses ekonomi terhadap perempuan. Untuk mencapai tujuan tersebut pandangan lama harus digantikan dengan pandangan yang baru yaitu kaum perempuan adalah manusia yang juga memiliki hak dan kesempatan yang sama.

Baca Juga:  Polsek Neglasari Ungkap Penipuan Modus Dukun Palsu, Korban Rugi Rp 26Juta

“Kaum perempuan hendaknya mengambil peran strategis dalam proses pembangunan, dengan memanfaatkan semua peluang dan kesempatan yang ada di mana pun dan dalam kondisi apa pun untuk ikut berperan serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan,” paparnya.