SERANG, Pelitabanten.com – Media digital Milenia menggelar diskusi dengan tema membaca arah politik kepada daerah dalam Pilpres 2019, Hadir sebagai narasumber Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Boyke Pribadi, Sekretaris Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’aruf Amin Bahrul Ulum, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapillu) Partai Demokrat Provinsi Banten Azwar Anas dan Aktifis anti korupsi Uday Suhada. Acara diskusi ini berlangsung di Gingger Box Caffe, Kota Serang. Senin (8/4).
Direktur Milenia Tasya Fachni mengatakan, bahwa tema diskusi membaca arah politik kepala daerah dalam pilpres 2019 sengaja diambil sebagai bentuk menjawab kegelisahan publik. Saat ini, banyak isu di media massa yang memberitakan mengenai sikap politik kepala daerah dalam mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres.
“Tema ini sengaja diambil, karena kita ingin mengetahui kemana arah politik kepala daerah dalam pilpres, khususnya di Provinsi Banten. Karena, diketahui bahwa seluruh kepala daerah tentu punya sikap dukungan politik. Ada yang secara terbuka mendukung dan ada yang masih malu-malu. Kita ingin buka dan diskusikan bersama,” Tasya.
Seperti ramai diberitakan bahwa menjelang pilpres pada 17 April 2019 mendatang, sejumlah kepala daerah ramai-ramai mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma’aruf Amin dan nomor 02 Prabowo Sandi.
Di Banten, tercatat sejumlah kepala daerah yang mendukung pasangan nomor urut 01 yakni Gubernur Banten Wahidin Halim, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diany, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah. Sementara untuk pasangan nomor 02 ada Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya.
Sementara, Wahidin Halim yang diketahui merupakan kader Partai Demokrat pendukung koalisi Adil Makmur Prabowo-Sandi, justru berbalik malah mendukung petahana Presiden Jokowi.
Dukungan ini diketahui saat Wahidin Halim menghadiri kampanye akbar pasangan Jokowi-Amin di Stadion Maulana Yusuf, Ciceri, Kota Serang, Banten.
Berbanding terbalik justru saat Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurty Yudhoyono berkampanye di Kota Serang. WH justru tidak terlihat hadir.
Ketidakhadiran Wahidin Halim sebagai kader Partai Demokrat membuat ketua DPD Partai Demokrat Iti Octavia Jayabaya Marah. Iti yang merupakan Bupati Lebak itu bahkan mengancam akan memberhentikan WH sebagai kader Demokrat.
“Bu Iti menyampaikan itu bukan karena marah, tapi selaku ketua DPD wajib mengkritisi kadernya. Itu sebagai rasa sayang bu Iti ke pak Wahidin Halim, bukan karena benci, tapi karena sayang,” kata Ketua Bapillu Partai Demokrat Banten, Azwar Anas.
Dikatakan Anas, terkait ancaman saksi pemecatan terhadap Wahidin Halim, kewenangan sepenuhnya ada di DPP Partai Demokrat.
Demokrat Banten, lanjut Anas, hanya menyampaikan rekomendasi terkait apa yang terjadi di lapangan bahwa ada kader Demokrat yang mendukung 01 dan tidak hadir pada acara kampanye akbar Partai Demokrat.
“Banten bukan Provinsi yang mendapatkan izin untuk mendukung pasangan 01. Kita masih mengumpulkan bukti, menelaah dukungan Wahidin ke 01, karena sampai hari ini pak WH belum menyampaikan alasannya,” kata Anas.
Sekretaris TKD Banten Bahrul Ulum mengapresiasi langkah Wahidin Halim yang mendukung pasangan Jokowi-Ma’aruf Amin di Pilres 2019.
Menurut Ulum, dukungan WH murni berdasarkan kinerja Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia. “Saya sangat bangga atas dukungan pak Wahidin Halim. Secara kinerja, Jokowi sudah diakui oleh seluruh kepala daerah,” ujarnya.
Sementara Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Boyke Pribadi berpandangan bahwa sikap Wahidin Halim yang telah mendukung Jokowi-Amin dalam pilpres 2019 tidak masalah dalam segi hukum. “Secara hukum tentu tidak bermasalah bagi seorang kepala daerah mendukung salah satu pasangan calon presiden. Tetapi secara etika, itu bermasalah,” pungkasnya.