KABUPATEN LEBAK, Pelitabanten.com–Para pedagang mie bakso Tangerang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Bakso dan Mie Ayam (PAPMISO) kirim bantuan ke lokasi terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Lebak awal tahun 2020.
Dengan menggelar acara makan Bakso bersama di Posko pengungsian Dodiklatpur Resimen Induk Kodam (Rindam) III/Siliwangi, Kabupaten Lebak. Ratusan pengungsi tampak senang dan gembira, saat para tukang bakso ini datang dan mempersiapkan peralatan memasak di depan barak pengungsian pada Kamis (16/01/2020) sore.
Setelah berkoordinasi dengan koordinator Posko Pengungsian DODIKLATPUR, dengan sigap para anggota PAPMISO Tangerang segera memasak dan mempersiapkan ribuan porsi Bakso untuk ratusan orang yang tinggal di barak pengungsian.
Para pengungsi tersebut umumnya tak bisa lagi menempati rumah karena kondisi rumah mereka di Kampung Cigobang Desa Banjarsari Kecamatan Lebak Gedong rata dengan tanah tertimbun material longsor. Mumu warga pengungsi yang menjadi salahsatu Komandan Barak dari 9 barak pengungsian di markas TNI Dodiklatpur menceritakan hal tersebut.
“Rumah-rumah di sana atapnya sudah tidak terlihat, yang kelihatan cuma pohon tidur (tumbang-red) di atas tanah, di bawah tanah itu rumah warga semua,” kata Mumu kepada pelitabanten.
Dalam pantauan pelitabanten, Puluhan anak kecil dan ibu-ibu yang sedang bermain di sekitar barak segera menyerbu meja yang sudah dijejeri mangkok-mangkok berisi bulatan-bulatan bakso, setelah anggota PAPMISO mengumumkan makanan sudah siap.
“Ayo silakan, ibu bapak adek, baksonya sudah mateng, ayo silakan diambil,” teriak para anggota Papmiso depan barak pengungsian.
Raut wajah berseri dari para pengungsi nampak terlihat senang saat mengantri di depan meja, sapa canda antara pedagang bakso dan pengungsi dalam antrian pun jadi hiburan di depan barak. Sambil makan bersama para pengungsi menceritakan perjuangan mereka saat bencana terjadi kepada Papmiso.
“Sebelum di pengungsian saya dan keluarga sama warga kampung lain bertahan di tengah hutan, jalanan sudah tidak terlihat, tiga hari di tengah hutan, sampai di sini (Posko Pengungsian DODIKLATPUR-red) saya tanggal 4, yang lain ada yang tanggal 5, kesini bawa badan aja, ga mikirin harta benda yang penting saya selamat, saya di sini sama dua anak saya sama istri, orangtua, mertua, bareng sama orang sekampung Cigobang,” jelas salahsatu pengungsi sambil memegang mangkok saat kumpul makan bersama.
Wakil Kepala posko pengungsian DODIKLATPUR, Ade Ramdhani mengatakan, dari 9 barak sementara ini dihuni oleh 662 jiwa yang dominan wanita. Dengan adanya makan bakso bersama yang diadakan oleh PAPMISO Tangerang pihaknya merasa terbantu, dan dirinya pun terkesan dengan gerakan para pedagang bakso yang menurutnya cepat dan sigap membawa peralatan lengkap.
“Total pengungsi di barak kami ada 662 jiwa, warga yang terdampak di 3 wilayah di kecamatan Sajira dan Lebak Gedong, informasi terbaru yang didapat kemungkinan besok akan ada penambahan sekitar 200 orang akan dievakuasi ke sini, alhamdulillah tidak ada kendala di pengungsian karena banyak pihak yang membantu, pemkab Lebak pun aktif membantu salahsatunya persoalan kebersihan di pengungsian, kami pun terbantu dari PAPMISO Tangerang, terimakasih atas bantuan bapak dan ibu pedagang bakso dari Tangerang, saya lihat pengungsi senang makan baso sore ini, anggota kami dan relawan disini pun bisa merasakan,” ungkap Ade Ramdhani.
H. Diono selaku ketua PAPMISO Tangerang menjelaskan kegiatan makan bakso bersama diadakan secara gotong royong dari inisiatif para pengusaha bakso dan mie Tangerang. Dengan persiapan waktu yang singkat, dirinya menambahkan tak hanya pedagang Bakso yang terlibat, pengusaha penggilingan daging di Tangerang pun turut serta dalam kegiatan.
“Makan bakso bersama ini persiapannya tidak lama, kami kumpul hari selasa dan rabu mempersiapkan, alhamdulillah hari ini PAPMISO bisa mengadakan makan bersama dan melihat dari antusiasnya, semoga para pengungsi bisa merasa senang, para Anggota PAPMISO Tangerang dari Allah SWT semoga diberikan kesehatan dan semua keluarganya, begitu juga dalam mencari rejeki semoga diberi kemudahan dan keberkahan dunia akhirat,” ungkap H. Diono saat diwawancarai pelitabanten.
Dari 60 Kg daging sapi, Bakso yang dibuat oleh PAPMISO selain untuk makan bersama ratusan pengungsi dan relawan, sebagian diserahkan kepada bagian dapur umum yang ada di pengungsian. Sebagai bahan olahan masakan untuk menu makanan para pengungsi nantinya.