SERANG, pelitabanten.com – Dinamika Pilkada serentak 2020 sudah mulai menghangat. Para kandidat mulai memburu tiket rekomendasi dari masing-masing Partai Politik (Parpol).
Selain berburu tiket rekomendasi, sejumlah bakal calon juga mulai melakukan sosialisasi mengambil perhatian masyarakat. Bahkan, simpatisannya sudah mulai ikut-ikutkan mengkampanyekan calon.
Tidak hanya kalangan politisi, sejumlah tokoh juga ikut mengikuti perkembangan dinamika Pilkada yang bakal digelar di Kabupaten Serang, Pandeglang, Cilegon dan Tangerang Selatan. Para tokoh menyerukan agar Pilkada bisa menjadi ajang mengkampanyekan gagasan pembangunan dan bukan sekadar adu kuat, apalagi memprovokasi guna meraih kursi kekuasaan.
Tokoh masyarakat Banten Embay Mulya Syarief meminta bakal calon peserta Pilkada Serentak 2020 tidak membuat pernyataan provokatif. Agar suasana Pilkada 2020 berjalan damai, aman dan berkualitas.
“Calon itu jangan memanasi masyarakat jangan provokasi jangan karna ingin menang dia memberikan informasi yang menghasut dan lain sebagainya,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui di kediamannya, kemarin.
Embay meminta para calon yang akan berkompetisi tidak membuat gaduh masyarakat. Termasuk tidak memberikan informasi yang kemudian membakar emosi masyarakat. “Dari beberapa pengalaman Pilgub itu masuk zona merah kemudian masuk zona hijau dan ini masuk dari peran si calon,” katanya.
Selain calon, KPU, Bawaslu dan Penegak hukum bersama-sama memberikan pemahaman, penyuluhan kepada masyarakat agar Pilkada Serentak 2020 di Banten berjalan dengan damai, kualitas. “Tentu kita semua berharap, Pilkada menghasilkan pemimpin yang yang berkualitas pula dan bisa dirasakan keberadaannya di masyarakat,” terangnya.
Menurutnya, para kandidat harus menjadikan Pilkada sebagai sarana menyampaikan gagasan pembangunan. Sehingga Pilkada bisa menjadi ajang untuk melakukn pendidikan sekaligus mengajak masyarakat berpatisipasi aktif. “Saya kira yang dibutuhkan masyarakat visi para calon. Ini agar masyarakat ikut terdidik dan berpatisipasi dalam pembangunan,” ujar Embay.
Hasil pemetaan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan langkah Kepolisian membuat Satgas Nusantara, memposisikan Banten masuk kategori rawan menurutnya sebagai langkah antisipasi. “Kan orang Banten dikenal keras, keras itu hanya dalam intonasi suara sebenarnya, kalau dalam hatinya orang Banten itu lembut,” pungkasnya. (Irpus)