CILEGON, Pelitabantrn.com – Beberapa orang laki-laki nekat menceburkan diri ke laut demi memburu uang koin yang dilemparkan oleh penumpang kapal. Pemandangan itu kerap dijumpai saat hendak menyeberang di Selat Sunda. Para pemburu uang koin itu dikenal dengan nama anak logam,koin
Anak-anak asal Kecamatan Pulo Merak Kota Cilegon, itu tanpa rasa takut melompat dari atas kapal. Mereka pun meloncat dengan berbagam gaya, dari bergelantungan di kapal hingga salto. Cuaca buruk yang kerap meliputi perairan Selat Sunda tak menyurutkan niat anak logam.
H.Mukti Kepala Cabang PT. Wira Jaya Logitama Lines saat Jumat curhat bersama Kapolsek Kskp Merak menyampikan di Pelabuhan Merak menyadari risiko dari aktivitasnya sehari-hari itu. Selain harus kucing-kucingan dengan petugas pelabuhan, mereka juga memiliki risiko kematian. Terlebih, mereka menceburkan diri ke laut sedalam sekitar 20 meter.
“Selain itu, (risikonya) terseret arus atau terbentur kapal saat melompat,” tutur H.Mukti saat ditemui, dikantor PT. Wira Jaya Logitama Lines Jumat (17/03/2023).
Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Merak, Iptu Atep Mulyana, S.H., M.Si. yang di damping oleh Bhabinkamtibmas Bripka Fahmi menyampaikan hal itu merupakan upaya yang dilakukan pihaknya dengan berkoordinasi dengan otoritas di pelabuhan baik itu Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (OPP) Merak, Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry cabang Merak, dan otoritas pelabuhan lainnya.
Program sterilisasi yang dilakukan oleh OPP Merak itu, Kata Kapolsek, tidak memandang siapapun yang masuk di Pelabuhan Merak untuk disterilisasi atau diperketat masuk di pelabuhan termasuk salah satunya tidak memperbolehkan lagi keberadaan anak koin di Pelabuhan Merak.
“Kami selaku penanggung jawab keamanan harus berkoordinasi dengan ASDP, nanti juga sekaligus dengan security pelabuhan. Jadi diluar anggota ASDP dan pengguna jasa itu dilarang memasuki Pelabuhan Merak, termasuk anak koin,” ungkapnya,
Kapolsek mengutarakan, saat ini dengan semua pihak, pihaknya masih berkoordinasi untuk mencari solusi tentang keberadaan anak koin yang mana keberadaannya sangat mengganggu aktivitas pelayaran dari perusahaan pelayaran Merak – Bakauheni.
“Mereka (anak koin) itu kan mengganggu keselamatan mereka sendiri, jika terjadi sesuatu akan merepotkan pelayaran. Mau tidak mau mereka ya harus dilarang. Kami koordinasi dengan ASDP dan Gapasdap untuk mencarikan solusi yang pantas untuk mereka, mungkin sebagai pedagang sehingga terkontrol,” pungkasnya. (Budi)