KABUPATEN TANGERANG, Pelitabanten.com, — Bertema ‘ Dari Pesantren Untuk Pemilu Damai 2019 ‘ Ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al – Hasaniyah, Rawalini Teluknaga Kabupaten Tangerang, Banten. mengikuti Tausiyah Kebangsaan menolak Intimidasi, Hoax, dan Politisasi SARA (Ujaran Kebencian).
Kegiatan yang berlangsung di komplek Ponpes Al-Hasaniyah ini mengajak para santri untuk menyerukan pemilu damai kepada seluruh masyarakat warga negara Indonesia.
Kegiatan ini diisi dengan sesi tanya jawab bersama Narasumber H.M. Mahrusillah Zarkasyih, yang juga merupakan dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang.
Pada kesempatan tersebut, Mahrusillah menyampaikan bahwa pentingnya pemahaman politik untuk dapat ditanamkan kepada para santri sedari dini. Melalui kegiatan Tausiyah Kebangsaan ini, dirinya berpesan agar seluruh peserta mampu menerima perbedaan pandangan terkait politik dan menyikapi secara cerdas dan cermat.
“Pertama para peserta harus cerdas. Cerdas dalam menentukan sikap, dan tentunya tidak golput. Karena pemilu ini menentukan bangsa Indonesia lima tahun ke depan, cermat menangkal berita bohong (hoax) yang beredar dimedsos,” ungkap Mahrusillah, Minggu (31/03/2019).
Dia juga berharap agar para santri mampu menangkal berita-berita Hoax, intimidasi, ujaran kebencian bahkan politisasi SARA yang saat ini marak beredar di Media Sosial (Medsos). “Harapan kami pada acara ini, akan tersirat pesan dari pondok pesantren untuk pemilu damai. Mudah-mudahan pemilu ini berjalan lancar tanpa menimbulkan konflik, karena pemilu ini adalah acara lima tahunan, Pendewasaan dalam berpolitik,” ujarnya.
Lebih lanjut Mahrusillah menyampaikan bahwa, tausiyah kebangsaan ini menjadi momentum bagi para santri untuk dapat mengenal bagaimana itu politik. Menurutnya dalam berpolitik para santri harus dapat menghargai sebuah perbedaan. keseharian di lingkungan pondok pesantren, para santri sudah terlatih untuk menyikapi berbagai perbedaan.
“Di pondok pesantren mereka (Santri) bertemu dengan berbagai karakter orang dari berbagai suku dan bahasa. terbiasa dengan sebuah perbedaan. Dan dalam kajian-kajian fiqih itu pun banyak perbedaan pendapat. Misalnya, ketika cara wudhu kita berbeda dengan yang lain, tapi itu tidak kita persoalkan. Karena bagi kita itu rahmat. dan perbedaan pendapat juga adalah merupakan Rahmat,” jelasnya.
“Maka kegiatan ini menjadi suatu pembelajaran bagi santri. Minimal mereka bisa menyikapi sebuah perbedaan,” imbuhnya.
Sementara salah seorang santri, Azra menilai bahwa kegiatan tausiyah ini sangat penting diikuti para santri khususnya santri yang sudah mempunyai hak pilih di pemilu 2019. Di sini para santri juga bisa belajar serta memahami dunia politik.
“Intinya kita jadi sedikit tau tentang politik,” kata Azra saat ditanya wartawan disela kegiatan.