Beranda News

Sempat diturunkan dari Ambulans, Siti Aisyah Tewas Setelah Ditolak di Rumah Sakit Tangerang

Sempat diturunkan dari Ambulans, Siti Aisyah Tewas Setelah Ditolak di Rumah Sakit Tangerang
Siti Aisyah, wanita usia 28 tahun, warga Kampung Kebon Pasir RT 01/02, Kelurahan Lemo, Kabupaten Tangerang, meninggal dunia karena tidak mendapat pelayanan medis dengan baik dari Rumah Sakit di Kabupaten Tangerang.

TANGERANG, Pelitabanten.comKasian nasib nahas menimpa Siti Aisyah, wanita usia 28 tahun, meninggal dunia karena tidak mendapat pelayanan medis dengan baik dari Rumah Sakit di Kabupaten Tangerang.

Siti Aisyah merupakan suami dari Indra Saputra yang beralamat di Kampung Kebon Pasir RT 01/02, Kelurahan Lemo, Kabupaten Tangerang.

Bermula dari rasa sakit sesak nafas yang dideritanya. Indra Saputra (suami Siti Aisyah) bercerita mulanya sang istri dilarikan ke puskesmas Tegalangus dengan keluhan sesak nafas, pada hari Kamis (23/11/2017) sekitar pukul 08.00 WIB.

Setibanya di puskesmas tersebut Siti Aisyah diperintahkan untuk dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Husada, Teluknaga, Kabupaten Tangerang. “Ya udah kami berangkat ke RS Mitra Husada,” katanya, Senin (27/11/2017).

Setibanya di rumah sakit tersebut, Siti Aisyah ditolak. “Kami sampai di Mitra Usada sekitar pukul 09.00 WIB. Lalu pihak  rumah sakit itu mengatakan tidak ada dokter,” ucapnya.

Akhirnya, Indra membawa Siti Aisyah ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Bun pukul 11.00 WIB. Siti Aisyah mendapat penanganan baik dengan diberikan oksigen dan infus. “Istri saya ditangani, diperiksa layaknya pasien, sambil menunggu dokternya,” katanya.

Begitu memasuki pukul 14.00 WIB, dokter RSIA Bun datang untuk memeriksanya. Dan hasilnya pasien harus dirujuk kembali. Dokter pun merujuk pasiennya itu kedua rumah sakit, yaitu RSUD Kota Tangerang dan RS Annisa.

Dengan menggunakan ambulans milik RSIA Bun, tibalah di dua rumah sakit itu. Namun, kedua rumah sakit tersebut penuh, sehingga keluarganya memilih untuk dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang. “Saat menuju ke RSUD Kabupaten Tangerang itu rujukan tidak masuk-masuk. Katanya alasannya penuh. Kalau penuh, Enggak usah masuk ruangan engga apa-apa yang penting saya (istri) nyampe ke IGD,” ungkap Indra.

Disaat perjalanan menuju RSUD Kabupaten Tangerang, perdebatan pun terjadi antara Indra dengan pihak ambulans RSIA Bun. “Pengemudi ambulans bilang enggak bisa mengantar  sampai IGD. Alasannya takut tidak diterima nantinya,” kata Indra.

Tepat dijalan TMP Taruna, Indra dan keluarga pun diturunkan dari ambulans tersebut.  Sehingga harus menumpangi angkutan umum untuk menuju RSUD Kabupaten Tangerang. “Kami dan istri diturunin di tengah jalan tanpa surat rujukan dan dengan alasan takut diomelin dan takut disuruh pulang,” ujar Indra.

“Ambulansnya gratis, walaupun bayar kalau sampe rumah sakit sebenernya mau bayar kita juga. Mau dirujuk kemana saja juga siap, enggak usah pakai BPJS enggak usah pakai apa dulu yang penting istri saya,” tutur Indra.

Dengan menaiki angkutan umum, akhirnya pasien dan keluarga pun tiba di RSUD Kabupaten Tangerang pada pukul 17.30 WIB. Namun, nyawa Siti tak dapat ditolong. “Sebelum sampai rumah sakit memang sudah keadaan kritis. Saat sampai IGD istri saya sudah meninggal,” imbuh Indra.