Beranda News

SETIAP TAHUN MENTERI ANIES BASWEDAN DATANG KE LEBAK

SETIAP TAHUN MENTERI ANIES BASWEDAN DATANG KE LEBAK
Anies Baswedan berdiskusi bersama Pemuda Lebak di Pendopo Kadipaten, 9 Mei 2014

LEBAK, Pelitabanten.com – Masih terekam dalam ingatan, saat-saat awal tokoh intelektual muda bernama lengkap Anies Baswedan mengikuti Konvensi Calon Presiden pada Mei 2014 lalu. Ada belasan orang yang mengikuti kontestasi menjadi kandidat presiden versi Partai Demokrat. Anies Baswedan adalah diantara beberapa figur non-partai yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Konvensi.

“Apakah memang proses politik itu hanya untuk diikuti oleh mereka yang tidak bersih, yang tidak berintegritas? Menurut saya, justru harus lebih banyak orang bersih, berintegritas, kompeten yang berada di pemerintahan dan politik. Karena di sana keputusan yang menyangkut publik dibuat”, demikian salah satu ungkapan dalam website resmi Anies Baswedan.

“Bagi saya pribadi”, lanjutnya di laman yang sama, “jika hanya memikirkan soal kenyamanan, maka saya pilih jalani saja yang sekarang ada di bidang pendidikan. Jalan yang nyaman, damai, penuh tepuk tangan. Tapi, saya pilih proses politik ini yang artinya saya harus berhadapan dengan tantangan, dengan status-quo. Tapi saya pilih untuk berjuang dan saya yakin Anda pun ingin memastikan bahwa Republik ini, bangsa ini, dan APBN hasil iuran pajak kita semua dikelola oleh orang bersih, berintegritas, kompeten dan berpihak pada kepentingan publik”. (kala itu Anies Baswedan masih menjadi Rektor Universitas Paramadina: red)

Jauh sebelum undangan Konvensi, Anies Baswedan sebenarnya sudah merintis sebuah gerakan sosial-politik yang kemudian hari diberi nama Gerakan TurunTangan. Kira-kira awal tahun 2013. Istilah ‘turun tangan’ sebenarnya sering dipakai ketika berbicara di depan anak-anak muda yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Mengajar. Anies Baswedan selalu mengajak semua pihak untuk mau turun tangan membenahi pendidikan di negeri ini. Istilah tersebut juga sebagai kritik terhadap kebiasaan kita banyak bicara miskin kerja, maunya hanya ‘urun angan’.

Jika Gerakan Indonesia Mengajar – dimana Kabupaten Lebak menjadi salah satu lokasi penempatan bagi Guru Muda untuk mengabdikan diri, tepatnya di Kecamatan Sobang – adalah bagian dari cara melunasi janji kemerdekaan khususnya di bidang pendidikan, maka Gerakan TurunTangan mengajak semua orang untuk mau repot-repot menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa. “Kebahagiaan itu justru didapat dari repot-repot turun tangan mengurusi negeri”, pesan Anies Baswedan. ‘Merajut Tenun Kebangsaan’ dan ‘Melunasi Janji Kemerdekaan’ adalah dua tagline yang menjadi tema besar curahan gagasan-gagasannya.

Sahdan. Gerakan TurunTangan diejawantahkan Anies Baswedan lewat kunjungan-kunjungannya ke berbagai daerah di Indonesia dalam kegiatan roadshow bertajuk “3000 KM Nyalakan Harapan”. Salah satu wilayah yang dikunjungi adalah pemukiman Adat Suku Baduy di Lebak-Banten pada 10 Mei 2014 yang sehari sebelumnya, Anies Baswedan menyempatkan diri bertemu dengan anak-anak muda dalam acara diskusi di Pendopo Kadipaten Lebak yang masih menjadi kantor Badan Kepegawaian Daerah (kini pindah untuk sementara di Depan Gedung Juang 45 Jalan Multaluti kota Rangkasbitung).

Dalam perjalanannya, langkah  pun berputar haluan. Cucu seorang Wartawan, Politisi dan Pejuang Kemerdekaan, AR Baswedan (1908-1986) ini turut ambil bagian dalam upaya mengantarkan Joko Widodo yang diusung oleh Koalisi Indonesia Hebat menjadi Presiden ke-7 Republik Indonesia. Setelah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan kembali mengunjungi Lebak. Dalam kunjungannya kali ini, Menteri Anies Baswedan meninjau jembatan yang roboh di Desa Pajagan, Kecamatan Sajira dengan Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten pada 16 Maret 2015.

Dan setahun kemudian, tepatnya pada Kamis, 31 Maret 2016 lalu, Menteri Anies Baswedan datang kembali ke Kabupaten Lebak, Banten, dalam rangka meluncurkan Program Gerakan Indonesia Membaca (GIM) dan Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marjinal (GP3M). Ia mengajak seluruh warga Lebak menjadikan membaca sebagai hobi. “Membaca itu penting untuk membuka jendela informasi,” kata Anies Baswedan dalam acara yang berlangsung di Aula Serba Guna Kampus Latansa Mashiro.

Tak lama berselang setelah usai perhelatan peluncuran Gerakan Indonesia Membaca, Menteri Anies Baswedan didampingi Bupati Lebak, Hj. Ity Octavia Jayabaya berserta rombongan berkunjung ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kedai Proses, yang berlokasi di Komplek Pendidikan, Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Cijoro, Kabupaten Lebak, TBM tersebut pada tahun 2012 lalu mendapat predikat sebagai TBM Kreatif Rekreatif dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh.

Dalam sambutannya di hadapan relawan TBM Menteri Anies Baswedan menyampaikan, “Apa yang telah dilakukan oleh para relawan TBM bukanlah kewajiban menjalani konstitusional melainkan digerakkan oleh hati yang tulus. Karenanya butuh daya tahan yang memiliki durasi panjang.  Semoga apa yang telah dilakukan dapat ditularkan hingga dampak kebaikannya mampu menembus batas-batas geografi”. Menteri Anies Baswedan berpesan kepada relawan TBM untuk jaga kesehatan, jaga moral, jaga kecerdasan.

Ki Hadjar Dewantara menyebut tempat belajar sebagai taman. Istilah itu meneguhkan tekad bahwa pendidikan memang harus menjadi sebuah proses pembelajaran menyenangkan walau penuh tantangan. Pendidikan tidak boleh terasa sebagai penderitaan. Karenanya TBM mensyaratkan sebuah konsep taman tempat dimana masyarakat mendapat asupan gizi untuk meningkatkan kecerdasan melalui bahan bacaan yang memadai. Sebagaimana program Kementerian dan Kebudayaan yakni memperluas ekosistem pendidikan hingga dapat menyentuh masyarakat paling bawah. Begitu pula yang pernah diutarakan oleh Ki Hadjar Dewantara, “Segala daya upaya untuk menjunjung derajat bangsa tak akan berhasil, kalau tidak dimulai dari bawah”.

Semoga upaya ‘Melunasi Janji Kemerdekaan’ oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, terutama kemerdekaan mendapatkan pendidikan murah dan berkualitas bisa dirasakan masyarakat bawah. Sehingga janji kemerdekaan yang diantaranya, janji perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan dan peran global pada setiap anak bangsa dapat dicapai.