Lebak, Pelitabanten.com – Sulitnya menembus lokasi bencana di daerah pemukiman warga yang terisolasi di daerah Kecamatan Cipanas yang tidak bisa dicapai oleh kendaraan biasa, membuat Palang Merah Indonesia (PMI) menurunkan kendaraan amfibi Hagglunds.
Hagglunds adalah kendaraan jenis amfibi yang biasa digunakan kalangan militer. Dengan roda rantai seperti kendaraan tank, Hagglunds memang bisa menembus medan-medan super berat seperti rawa, lumpur, perbukitan, dan salju.
Menurut Kepala Markas PMI Banten Embay Bahriyah, keputusan ini diambil atas instruksi Ketua Umum PMI Jusuf Kalla dan arahan Ketua PMI Provinsi Banten Ratu Tatu Chasanah.
“Alhamdulillah, kami sudah menembus permukiman yang terisolasi di daerah Cipanas, Kabupaten Lebak, Insyaallah, kendaraan jenis Hagglunds bisa memasuki lokasi-lokasi bencana dengan kondisi tanah longsor yang sulit ditembus kendaraan biasa” katanya, seperti dikutip Antara, Minggu (5/1/2020).
PMI Banten bersama PMI kabupaten/kota, juga menurunkan sekitar 188 relawan yang tersebar di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak.
Sejak hari pertama terjadi bencana, relawan PMI sudah turun di lokasi bencana melakukan evakuasi korban, membantu di posko pengungsian, mendirikan dapur umum, serta pembersihan lokasi bencana. PMI Banten juga menurunkan bantuan logistik, mulai dari matras, hygiene kit, baby kit, sembako, air bersih, hingga pelayanan paramedis.
Sementara relawan PMI Lebak, Desi Rahmawati menyampaikan kegembiraannya melalui tayangan status Whatsapp yang mengatakan bahwa kendaraan amfibi Hagglunds sangat dibutuhkan untuk menembus daerah terisolasi di beberapa titik lokasi bencana.
“Alhamdulillah, akhirnya keluar kandang juga,” tulis Desi di status WA-nya, Minggu, (5/1/2020) pukul 00.48 dini hari.
Dikutip dari Antara, Ketua PMI Provinsi Banten Ratu Tatu Chasanah meminta Pemprov Banten memaksimalkan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait dalam proses penanggulangan pascabencana, termasuk dengan PMI serta TNI-Polri.
“Dalam proses penanggulangan bencana, butuh super tim, bukan superman. Kerja-kerja kemanusiaan harus gotong royong, sehingga lebih banyak yang bisa tertolong,” ujarnya.