Beranda News

Tim Fraksionator SK Plasma Korea Selatan Datangi PMI Kota Tangerang, Ngapain ya?

Tim Fraksionator SK Plasma Korea Selatan Datangi PMI Kota Tangerang, Ngapain ya?
Kedatangan Tim Fraksionator SK Plasma Korea Selatan ke PMI Kota Tangerang. Foto Pelitabanten.com (Ist)

KOTA , Pelitabanten.com – Tim fraksionator SK Plasma Korea Selatan (Korsel) bersama UTD Pusat Palang Merah  Indonesia mengunjungi , Selasa, (9/5/2023).

Kedatangan rombongan asal Negara Korsel ini untuk mengecek persiapan UDD PMI Kota Tangerang melalui Unit Darah dalam menyediakan plasma sebagai bahan baku fraksionasi plasma berkualitas.

Oman Djumansyah Kota Tangerang menjelaskan Fraksionasi plasma adalah pemilahan derivat plasma menjadi produk plasma dengan menerapkan  teknologi dalam pengolahan darah.

“Hasil dari produk ini antara lain albumin, faktor VII atau  antihemophilic factor (AHF), dan imunoglobulin,” ujar .

Jadi, lanjut Oman, Vice President Unit Quality SK Plasma Korea Selatan datang langsung untuk mengaudit dan melihat proses pengambilan, pengolahan, pengujian hingga penyimpanan untuk menentukan apakah  Indonesia siap untuk menyediakan bahan baku fraksionasi plasma.

“Manfaat produk fraksionasi plasma dapat digunakan untuk menolong orang , khususnya yang dalam keadaan kritis. Namun saat ini Indonesia masih melakukan impor untuk memenuhi produk plasma tersebut,” katanya.

Baca Juga:  TOF PMI Kota Tangerang, Klaim Siapkan Fasilitator Handal

ditambahkan, Perwakilan UDD PMI Pusat, Dr.dr Saputri Chunaeni M.Biomed menyampaikan, ada 18 UTD  yang tersertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari disiapkan untuk  menyediakan plasma sebagai bahan baku fraksionasi plasma.

“Dan itu berlanjut  prosesnya sampai terpilih dua fraksionator dalam negeri yang menggandeng fraksionator luar negeri. Salah satunya adalah PT Daewong Infion (DI) yang selama ini membuat Erythropoietin (EPO) penggantinya PRC. Jadi dia menggandeng fraksionator namanya SK Plasma, di Korea, SK Plasma menjadi fraksionator atau penyedia terbesar kedua,” ungkapnya.

Karena itu, untuk mengetahui apakah Indonesia itu sanggup atau bagus plasmanya untuk dijadikan PODP (Produk Obat Derivat Plasma), maka mereka ingin datang mengaudit dua atau tiga UDD PMI.

“Ada  UDD Kota Tangerang, lalu UDD DKI dan UDDP untuk melihat secara random apakah benar sudah  siap plasma Indonesia untuk dikirim ke SK Plasma di Korsel, maka hari ini Senin 8 Mei 2023 ada  audit dari SK Plasma, yang datang itu Vice President Unit Quality. Nah dia memeriksa dokumen  dan melihat proses sejak pengambilan, pengolahan, pengujian dan penyimpanan sehingga mereka  yakin Indonesia siap,” papar Saputri.

Baca Juga:  Warga Kampung Cacing Dibantu Satpol PP Menata Lingkungan untuk Jadi Destinasi Wisata

Setelah dinyatakan siap dan keluar, maka ungkapnya lagi, yang paling ditunggu adalah terlebih dahulu keluarnya biaya  penggantian pengolahan darah (BPPD) di mana sejak tahun 2014 masih Rp 360 ribu se kantong.

“Kita  usulkan menjadi Rp 528.000. Selain itu masih ada namanya BPPP (Biaya Pengganti Pemrosesan  Plasma) yang akan dikenakan per liter. Tapi hingga penetapan BPPP dari belum  ada. Nantinya setelah BPPD dan BPPP ditetapkan oleh pemerintah, barulah kemudian bisa dilakukan “transfer” plasma ke  fraksionator luar,” jelasnya.