Pelitabanten.com – Usai diterpa skandal kebocoran data penggunanya ke pihak ketiga, Facebook serta merta langsung memasuki masa-masa tergelap sepanjang sejarah mereka. Usai terbelit skandal pencurian data pengguna oleh Cambridge Analytica, Zuckerberg dan para petinggi Facebook dikabarkan memutuskan untuk menghentikan dukungan atas API tertentu, seperti Instagram serta membatasi akses terhadap data pengguna dari API Acara, Grup, dan Halaman serta halaman login pengguna. Sosial media besutan Zuckerberg tersebut bahkan dikabarkan mematikan dukungan untuk mencari pengguna berdasarkan alamat surel dan nama pengguna. Sistem pemulihan (recovery) akun pengguna pun ditingkatkan usai ditemukannya upaya-upaya dari pihak tertentu untuk mencuri data para pengguna Facebook.
Pembatasan akses ini memang ditujukan untuk mengunci serapat-rapatnya bocornya informasi pengguna ke pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Beberapa di antaranya disinyalir mengambil data pengguna tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, sehingga seringkali tidak disadari oleh sang empunya. Tindakan menghubungkan akun Facebook Anda dengan situs dan aplikasi lain memang tidak disarankan karena bisa berimplikasi terhadap hal-hal seperti ini. Bahkan untuk situs-situs semacam M88 mobile, hal ini tidak disarankan.
Instagram dikabarkan akan menghentikan dukungan ke platform API lamanya lebih awal dari jadwal seharusnya pada 31 Juli tahun ini. Minggu, lalu beberapa pengembang aplikasi Instagram sempat mengabarkan akses ke aplikasi Instagram yang semakin terbatas. Instagram pun sempat menolak berkomentar terkait kejadian ini. Akibatnya, beberapa pengembang sempat dikabarkan putus asa dan menghentikan pengembangan aplikasi mereka.
Belakangan, juru bicara Instagram mengatakan bahwa Instagram kini tengah meningkatkan kecepatan API mereka, sebagai bagian dari upaya Facebook untuk melindungi data para pengguna mereka. Adapun API yang lama yang digunakan untuk melihat daftar pengikut, hubungan, dan meningkatkan komentar di konten public akan berhenti beroperasi. API pembaca konten publik dijadwalkan akan berhenti beroperasi pada 11 Desember tahun ini, sementara penghentian dukungan terhadap API profil dasar akan terjadi pada tahun 2020 mendatang. Namun, Instagram perlahan-lahan mengurangi dukungan mereka terhadap fungsi API ini mulai dari sekarang.
Pengumuman ini diluncurkan berdekatan dengan insiden kebocoran lebih dari 87 juta data pengguna mereka yang diduga dilakukan oleh pihak Cambridge Analytica. Para pengguna yang diprediksi menjadi korban dari insiden ini akan mendapatkan peringatan di linimasa Facebook mereka terkait insiden yang terjadi, hal-hal yang harus dilakukan, dan opsi untuk menghapus aplikasi lain yang sempat diizinkan terhubung ke akun Facebook mereka.
Terkait API Facebook, berikut beberapa perubahan yang rencananya akan dilakukan oleh sosial media terbesar di seluruh dunia ini:
- API Acara, akan membutuhkan izin penggunaan di masa mendatang. Para pengembang juga tidak akan bisa menampilkan daftar pengunjung atau tayangan ke linimasa acara. Hal ini diperkirakan akan berdampak pada beberapa aplikasi pemesanan tiket.
- API Grup, akan membutuhkan persetujuan dari Facebook dan administrator grup. Para pengembang tidak akan bisa menampilkan daftar atau nama dan foto pihak-pihak yang terkait dengan suatu foto. Hal ini akan membantasi aplikasi pengelola grup sebatas pada para pengembang yang terkenal dan memastikan bahwa anggota grup non-admin tidak akan memberikan akses kepada pengembang.
- API Halaman, hanya akan diberikan kepada pengembang yang mengembangkan aplikasi dengan layanan yang berguna. Seluruh akses di masa depan juga akan membutuhkan persetujuan Faecbook. Hal ini akan berdampak sangat besar pada aplikasi-aplikasi pengelola halaman Facebook, terutama dalam menjadwalkan postingan atau mengelola komentar.
- Halaman login; penggunaan fitur ini akan membutuhkan proses penilaian yang lebih ketat dan aplikasi juga tidak akan diizinkan mengambil informasi atau aktivitas pribadi pengguna. Selain itu, aplikasi akan kehilangan akses ke akun pengguna setelah 3 bulan tanpa aktivitas. Kebanyakan aplikasi dengan fitur masuk menggunakan akun Facebook diperkirakan tidak akan terdampak dari perubahan ini. Hanya beberapa aplikasi yang membutuhkan data aktivitas yang akan terdampak.
- Cari berdasarkan nomor telepon dan surel tidak akan lagi berfungsi, sejak Facebook mengaitkan fitur ini dengan tindakan pihak-pihak tak bertanggung jawab yang mengaitkan beberapa informasi pengguna dengan orang lain, dan berupaya menghindari fitur keamanan Facebook dengan mengubah alamat IP. Hal ini diperkirakan akan berdampak pada pengguna di beberapa negara dengan kecenderungan nama pengguna yang mirip satu sama lain.
- Pemulihan akun kini tidak akan secara langsung menunjukkan identitas pengguna ketika seseorang memasukkan alamat email atau nomor telepon mereka untuk menghindari pencurian data. Fitur ini masih akan bekerja, tapi akan lebih rumit. Hal ini karena Facebook percaya fitur ini seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Beberapa analis mengatakan bahwa Facebook bertujuan untuk mengunci dan mengevaluasi seluruh akses mereka, sebelum pada akhirnya menentukan seberapa jauh akses akan diberikan kepada pengembang aplikasi. Insiden kebocoran data ini sekaligus menimbulkan kecurigaan di balik alasan Facebook menunjuk Cambridge Analytica untuk mengelola data pribadi para penggunanya.
Keputusan tegas yang diambil Facebook untuk mereformasi penggunaan API mereka menunjukkan komitmen sosial media terbesar ini terhadap privasi pengguna dan kepentingan para pengembang mereka, setidaknya ketika mendapat tekanan besar dari publik dan internal mereka sendiri. Insiden ini setidaknya diperkirakan akan menjadi pelajaran yang berharga baik bagi Facebook maupun para pengembang dalam mengelola data para pengguna mereka di masa mendatang.
Untungnya dalam kasus ini, Facebook termauk pihak yang tidak lari dari tanggung jawab. Perusahaan sosial media ini berkomitmen menjalankan tanggung jawab mereka dalam melindungi para pengguna. Sudah jelas, bagi perusahaan sebesar Facebook, insiden seperti ini sama sekali tidak mereka harapkan. Setidaknya, upaya mereka dalam menangani insiden sekelas ini dianggap pantas oleh banyak pihak. Insiden ini juga sudah sepantasnya dianggap sebagai momen yang tepat untuk mengevaluasi tim Facebook secara keseluruhan, termasuk memeriksa adanya kemungkinan campur tangan pegawai internal Facebook dalam skandal yang menghebohkan dunia ini.
Pun begitu, pantas disadari bahwa dengan insiden yang melibatkan lebih dari 87 juta penggunanya, Facebook mungkin akan kesulitan mendapatkan kembali kepercayaan dari para penggunanya. Bagi mereka yang peduli pada privasi dan data pribadi, hal ini akan berdampak pada semakin sedikitnya informasi pribadi yang dibagikan lewat jejaring sosial media yang satu ini. Namun, tentu saja masih ada harapan yang cerah di masa mendatang. Dengan lebih dari ratusan juta orang pengguna aktif setiap bulannya, kecil kemungkinan Facebook akan ditinggalkan para penggunanya. Kemudahan menggunakan beragam aplikasi di internet, antarmuka situs dan aplikasi yang mudah, serta beragam keunggulan lain diprediksi akan mengurangi dampak negative akibat skandal ini. Kita pun berharap semoga skandal parah ini tidak akan terjadi lagi di masa depan, baik di Facebook maupun sosial media lainnya.