KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang kembali suarakan pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini seiring dengan dilaksanakannya sosialisasi Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Tahun 2017 di ruang rapat Ahlakul Karimah. Senin (9/10/2017).
Kegiatan sosialisasi tersebut menghadirkan narasumber dari akademisi kampus ITB, Haryo Satriyo Tomi dan juga perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLHKRI), Fitri Herawati, S.Si, MAS. Acara tersebut diikuti oleh 126 peserta terdiri dari 20 peserta dari perwakilan instansi Pemerintahan Kota Tangerang, 13 orang perwakilan kecamatan se-Kota Tangerang, 6 orang perwakilan Sekolah, 43 orang Tokoh Masyarakat, 5 orang perwakilan Rumah Sakit dan 39 orang dari Pabrik dan Perusahaan di Kota Tangerang
Wakil Wali Kota H. Sachrudin yang membuka kegiatan tersebut menyampaikan bahwasannya untuk menanggulangi persoalan lingkungan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Seluruh komponen masyarakat harus terlibat dalam melakukakan kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah dan mengurangi masalah lingkungan.
“Makanya hari ini kita juga hadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya agar dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pengendalian lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal kita,” Terang Sachrudin
Untuk itu katanya, upaya Pemerintah Kota Tangerang dalam mencegah pencemaran lingkungan adalah dengan program Kampung Iklim Bebas Banjir, yang juga melibatkan para Ketua RT dan RW, dengan harapan mereka bisa mengajak warga masyarakatnya untuk lebih peduli dengan memformulasikan berbagai solusi terhadap berbagai persoalan lingkungan yang ada di wilayahnya masing-masing.
Semenyata itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, Engkos Zarkasih, menyampaikan bahwa sebagai langkah awal terkait sosialiasi Kampung Iklim Bebas Banjir, pihaknya akan melakukan Roadshow ke 300 RW sambil melakulkan workshop terkait penanganan masalah banjir maupun isu lingkungan lainnya.
“Nanti kita ajarin bikin biopori dengan diameter tidak lagi 10 cm namun menjadi 30 cm yang diharapkan bisa mengurangi genangan yang ada jika turun hujan,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Engkos pihaknya juga sedang mengkampanyekan Gerakan Shodaqoh Oksigen dengan menanam pohon di setiap rumah warga.
“Karena oksigen tidak bisa dihasilkan tanpa kita menanam pohon, jadi penanaman pohon ini harus menjadi kebutuhan masyarakat,” Katanya (Ilham)