KABUPATEN TANGERANG, Pelitabanten.com – Dinilai mengganggu kenyamanan karena bising dan banyak aktivitas kendaraan besar, warga Kampung kelor RT 03/RW 01 Kecamatan Sepatan Timur mengeluhkan proyek pengurukan tanah.
Salah satu warga yang sedang berunjuk Rasa di depan kantor desa kelor, Kecamatan sepatan timur, MM mengatakan, bahwa masyarakat mengeluhkan adanya proyek pengurukan, karena mobil-mobil truk pengangkut tanah tersebut menimbulkan bising, debu dan kemacetan, yang membuat aktivitas warga serta anak sekolah terganggu. Selain itu, mobil truk bertonase berat bisa merusak jalan.
“kami merasa terganggu adanya proyek pengurukan, karena berisik, ngebul dan merusak jalan, kami minta proyek tersebut ditutup,” kata MM kepada Pelitabanten.com jum’at (07/04/23).
selain menimbulkan bising, ngebul, dan macet, mobil bertonase berat tersebut bisa membahayakan anak-anak yang lalu lalang di jalan desa tersebut. Dikarenakan bisa menyebabkan laka lantas.
“Kita juga khawatir anak-anak yang bermain terkena tabrak mobil berat. Kemudian saat mobil truk tersebut berpapasan jadi macet, ini jelas sangat mengganggu pengguna jalan,” tukasnya.
Menurut Ibu yang akrab disapa bang ONah, bahwa proyek pengurukan yang saat ini sedang berjalan, pernah memberikan uang 50 ribu itupun waktu pertama kali dan sudah 7 bulan yang lalu kepada warga sekitar.
“Untuk di Desa kelor di sekitaran tempat tinggal saya, proyek tersebut belum pernah memberikan uang lagi hanya sekali saja,” tuturnya.
Senada, salah satu warga kelor Kecamatan Sepatan timur, berinisial DD mengaku, bahwa dia bersama warga lainnya merasa terganggu semenjak adanya proyek pengurukan di Jalan MH Thamrin Kampung kelor Pasalnya, bila jalan desa setiap hari dilintasi mobil bertonase berat akan cepat hancur.
“Sangat mengganggu sekali proyek pengurukan ini soalnya jalan poros desa kita kecil, kalau ada mobil yang keluar dua atau tiga unit berpapasan tidak bisa lewat. Kemudian banyak anak kecil yang bermain takut tertabrak, dan jalan bisa hancur, minta ditutup,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, warga lainnya, berinisial L, menyebut mobil berat yang membawa tanah untuk proyek pengurukan di Kampung kelor di Jalan MH Thamrin menimbulkan debu. Dia berharap, proyek tersebut dihentikan dan tidak boleh beroperasi lagi.
“Termasuk saya merasa terganggu, karena banyak debu ngebul jalan jadi kotor. Kemudian kalo hujan jadi becek, karena berat mobil tersebut tidak sesuai dengan kekuatan jalan, saya juga menolak adanya pengurukan dan harus ditutup,” cetusnya.
Sementara itu, pihak proyek dan pengembang ketika di konfirmasi tidak ada tanggapan bak seperti sepak bola saja lempar sana sini.