Beranda News

Warga Pinang Kota Tangerang Meninggal Setelah Vaksin Covid-19, Begini Ceritanya

Warga Pinang Kota Tangerang Meninggal Setelah Vaksin Covid-19, Begini Ceritanya
Kartu Vaksinasi Almarhum Joko Susanto, Harus Kembali Vaksin Dosis dua Pada 13 Juli 2021, Tetapi Meninggal Dunia Pada Rabu, 23 Juni 2021. Foto Pelitabanten.com

, Pelitabanten.com
Warga dari Kota Tangerang, meninggal dunia setelah beberapa hari disuntik dengan Sinovac.

Korban bernama Joko Susanto (32) warga Kunciran Jaya, , Kota Tangerang.

Istri korban Putri Rahmawati (31), menyebut suaminya meninggal dunia pada Rabu, 23 Juni 2021 kemarin sekira jam 16.00 WIB. Tepat sepekan setelah menjalani Vaksinasi Covid-19.

Pasangan Suami Istri tersebut di Vaksinasi pada Selasa, 15 Juni 2021 lalu.

Almarhum menjalani Vaksinasi Covid-19 di Kunciran Baru, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten.

Kata Dia, suaminya sempat mengalami gejala-gejala aneh setelah divaksinasi.

“Awalnya kita berdua dapat undangan vaksin di Puspemkot Tangerang, terus kita ke sana. Tapi ternyata sudah ga ada jadwal buat kita di sana, suami saya dalam keadaan sehat walafiat waktu itu,” tutur Putri kepada awak media kediamannya, Rabu (23/6/2021) semalam.

Setelah gagal untuk di Vaksin di pusat pemerintahan kota Tangerang tersebut, Dirinya mendengar kabar bahwa di Puskesmas Kunciran Baru sedang melaksanakan vaksinasi Covid-19.

“Katanya boleh ikut vaksin di situ. Terus kita ke sana, terus di suntik vaksin,” ungkapnya.

Sebelum proses Vaksin dilakukan skrining dan cek kesehatan, namun saat itu tensi darah ayah dua anak ini terbilang tinggi, tetapi Kata Putri, petugas tetap melakukan proses penyuntikan.

“Padahal tensi suami saya tinggi. Tapi tetep disuntik. Terus saya kan ga bicara a, b, atau c ya, karena harusnya mereka yang lebih tau, boleh atau tidaknya disuntik,” katanya.

Alhasil gejala batuk-batuk dan demam dialami korban. Putri kemudian berusaha membawa suaminya tersebut untuk berobat ke Puskesmas setempat.

Tetapi mendapat penolakan lantaran penuh. Pihak Puskesmas malah menyarankan untuk dirawat di rumah.

“Saya ke Puskesmas ditolak, alasannya penuh, terus orang Puskesmas bilang dirawat di rumah aja, karena rumah sakit juga penuh semua,” ujarnya.

“Selama 8 hari itu almarhum batuk-batuk, terus demam. Tapi sempet enakan, nah pas lemes-lemesnya tadi (Rabu, sebelum meninggal,-red) terus meninggal jam 4 sore tadi,” imbuhnya.

Atas itu Putri berharap mendapat perhatian dari Kota (Pemkot) Tangerang. Kepergian suaminya sebagai tulang punggung keluarga akibat Vaksin Covid-19.