SERANG, Pelitabanten.com – Empat hasil riset pembangunan dipublikasi bersamaan launching Yuwana Skripta (YS) Institute di Higland Park, Kawasan Kota Serang Baru, Kamis (27/4).
Riset tersebut yakni transparansi dana bantuan operasional di Kota Serang yang menunjukkan masih sangat rendahnya tingkat transparansi di Sekolah Dasar (SD) se-Kota Serang. Kemudian, tingkat kepuasaan masyarakat Kota Serang yang masih rendah terhadap fasilitas Ruang Terbuka Non Hijau di Kota Serang, Kota Tangerang, dan Pandeglang.
Paparan selanjutnya berkaitan dengan penyimpangan pemanfaatan lahan eksisting berdasarkan rencanan tata ruang dan wilayah di Pemerintah Daerah Pandeglang di daerah penyanggang Taman Nasioanl Ujung Kulon. Riset yang terakhir yang dipublikasi berkaitan dengan potret pembangunan di Provinsi Banten yang masih bernada negatif dalam perspekstif media. Tone negatif dominan terjadi pada bidang pembangunan di sektor pendidikan dan kesehatan.
Direktur YS Institute Ail Muldi mengatakan, publikasi hasil riset ini dilakukan sebagai warning sistem atas pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah. “Kami berharap dengan hasil ini, pemerintah dapat lebih melihat kebijakan pembangunan berdasarkan fakta dan kebutuhan masyarakat. Sehingga proses pembangunan dilakukan tetap sasaran dan berimbas pada kesejahteraan masyarakat,” katanya di sela-sela launching.
Dosen muda Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini menilai, ke depan kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah harus dikaji berdasarkan riset yang dilakukan. Riset ini juga sekaligus untuk melihat dan memetakan masalah prioritas masalah masyarakat. “Yang kami lakukan bukan hanya sekadar mengkritik, tapi juga sebagai support kebijakan pembangunan yang akan dilakukan pemerintah,” katanya.
Ail mengatakan, YS Institute tidak hanya bergerak di bidang kajian dan penelitian. Pihaknya juga bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat. Karenanya pada launching tersebut, YS Institute juga melakukan parade pelatihan wiraniaga untuk masyarakat desa dan pelatihan tata rias untuk perempuan tidak mampu se-Kota Serang. “Nanti masyarakat ini kami bina agar dapat berdaya dan mandiri,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pendiri YS Institute Yhannu Setyawan mengatakan, pihaknya memilih menjadi supporting terhadap sistem pembangunan pemerintah. Ini dilakukan sebagai partisipasi kritis masyarakat kelas menengah dalam mendorong pembangunan yang partisipatif demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. “Kami ingin melangkah bersama, berkolaboratif dalam pembangunan. Dan apa yang kami kerjakan juga tidak lepas dari basis etik yang dipertanggungjawabkan secara keilmuan,” katanya.
Menurut Yhannu, daerah akan menjadi maju ketika masyarakat secara sadar dan kritis ikut ambil bagian dalam mendorong pembangunan. Tidak hanya melakukan pengawasan tetapi memberikan sumbangsih pemikirannya. “Ini yang ingin kami lakukan ke depan,” katanya.
Wakil Gubernur terpilih Andika Hazrumy yang hadir dalam acara launching mengatakan, pembangunan harus berdasarkan riset sehingga sesuai kebutuhan masyarakat. “Saya melihat pengaplikasian kebijakan pembangunan harus berbasis riset, kalau tidak kebijakan yang diterapkan tidak maksinal,” katanya.
Ia menilai, gagasan riset yang dilakukan YS institute sebagai gagasan kritis dalam pembangunan. Ini diperlukan dan dijalankan. “Pembangunan harus sesuai kebutuhan dan problem di Provinsi Banten,” katanya.
Kata dia, dengan riset masalah yang ada dapat dipetakan. Sebab, setiap kabupaten kota memiliki masalah yang beda. “Misalnya di Bantel Selatan yang masih ada kejomplangan infrastruktur. Saya melihat situasi dan kondisi ini masih membutuhkan pelayanan dasar yang perlu diperbaiki. Terutama infrastruktur dan juga pelayanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan,” jelas Andika.