Oleh: Prof Dr Manlian Ronald A Simanjuntak ST MT
Rencana Menteri BUMN RI, Rini Soemarno akan mencopot sejumlah Direksi PT Waskita Karya saat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) 6 April 2018 mendatang perlu dicermati kita semua. Apakah itu satu-satunya solusi?
Rencanapencopotan ini disampaikan Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN di DPR, Rabu 21 Maret 2018 lalu. Dengan adanya direksi baru, apakah PT Waskita yakin memilki penyegaran dan tercipta atmosfir yang lebih kondusif?
Dalam proses pengambilan keputusan, apakah sudah dikaji berdasarkan penyebab permasalahan yang terutama? Mencermati berbagai kegagalan konstruksi yang dikerjakan PT Waskita Karya dapat dikaji antara lain:
• Proyek dinding penahan tanah Bandara Soekarno Hatta adalah kegagalan proses desain.
• Proyek LRT Becakayu adalah kegagalan proses konstruksi.
Belajar dari berbagai natur penyedia jasa dari grup BUMN, ada yang dalam satu proyek berbeda pihak dan ada yang dalam satu proyek sebagai pihak yang sama. Pertanyaan penting, bagaimana awareness bukan saja pihak Waskita Karya, tetapi saya mempertanyakan Menteri BUMN apakah memahami dan mengerti akan hal ini?
Sudahkah diteliti dahulu berbagai kegagalan dan manajemen proyek konstruksi? Apakah langkah keputusan ini atas input dari Kementerian PUPR RI dalam hal ini disampaikan melalui Komite Keselamatan Konstruksi saja?
Cermati Benar! Jangan sampai salah keputusan. Yang terpenting sebenarnya bagi rakyat bagaimana komitmen semua pihak dijalankan, bukan sekedar mencopot direksi tapi tetap gagal.
Rakyat menunggu langkah konkret bukan saja direksi Waskita, tetapi Menteri BUMN turun langsung. Koordinasi Kementerian dengan Pemda yang perlu mulai sekarang dilakukan. Perlu koordinasi Kementerian dan Pemda di daerah yang dikoordinir Kepala Daerah. Koordinasi lintas perlu dilakukan. Menteri BUMN perlu melakukan program terobosan selain mencopot direksi.
Tantangan berikutnya bagi Kementerian BUMN RI adalah: apa program terobosan Menteri BUMN RI agar penyelenggaraan konstruksi berjalan lancar di masa depan?
• Penulis adalah Guru Besar Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan (UPH)