Pelitabanten.com – Penyakit Virus Corona (Covid-19) yang dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), dan ditemukan pertama kali pada akhir Desember 2019 di Wuhan, China. Pada 06 September 2020, WHO menyampaikan virus ini diklaim telah menyebar di 216 negara, wilayah atau teritori dengan kematian 876.616 manusia dari 26.763.217 kasus yang dikonfirmasi. Penyebaran dan peningkatan jumlah kasus Covid-19 terjadi dengan waktu yang sangat cepat, sehingga memengaruhi setiap bagian kehidupan manusia termasuk dunia fisik. Karena adanya pandemi ini setiap negara membuat suatu kebijakan seperti lockdown serta Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat pergerakan manusia menjadi terbatas.
Secara keseluruhan, pandemi telah menyebabkan gangguan sosial ekonomi global yang sangat besar. Gangguan global yang disebabkan adanya Covid-19 ini membawa beberapa dampak terhadap iklim dan lingkungan, baik dampak positif maupun negatif. Karena adanya hambatan pergerakan dari kegiatan sosial dan ekonomi, kualitas udara dan air di berbagai belahan dunia mengalami peningkatan. Tidak hanya itu, penggunaan sarung tangan dan masker wajah sekali pakai juga mengalami peningkatan namun dapat menjadi dampak negatif bagi lingkungan.
Pada akhir tahun 2019, WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa bumi berada dalam kondisi terpanasnya dalam sejarah. Diperkirakan penyebab utama pemanasan global yaitu akibat emisi gas rumah kaca terutama sektor transportasi. Polusi udara dan emisi gas rumah kaca (GRK) mengalami penurunan secara tiba-tiba setelah diberlakukannya kebijakan lockdown. Emisi NO2 merupakan salah satu indikator utama kegiatan ekonomi global, yang menunjukkan tanda penurunan diberbagai negara, seperti Kanada, AS, India, Italia, Spanyol, Cina, Brazil, dll. (Biswal dkk., 2020; Ghosh, 2020; Saadat dkk., 2020; Somani dkk., 2020). Berman (2020) menyampaikan bahwa di Amerika Serikat, NO2 mengalami penurunan sebesar 25,5% selama masa pandemi. CREA juga menyampaikan bahwa emisi mengalami penurunan sebesar 18,2% untuk kondisi di Indonesia. European Environmental Agency (EEA) memperkirakan bahwa karena kebijakan lockdown, emisi NO2 turun dari 30-60% di banyak kota Eropa termasuk Madrid, Milan, Barcelona, Roma dan Paris. Citra satelit NASA Earth Observatory juga menunjukkan bahwa polusi NO2 di Wuhan China menurun tajam, dan kualitas udara di China naik 11,4%. Diperkirakan di China emisi menurun hampir 50% karena penutupan industri berat.
Diasumsikan bahwa penerbangan dan kendaraan merupakan kontributor utama emisi GRK sektor transportasi. Zogopoulos (2020) menyampaikan bahwa langkah-langkah yang diambil secara global untuk penanggulangan virus corona berdampak pada sektor penerbangan. Misalnya di China yang mengurangi hampir 50–90% kapasitas keberangkatan dan 70% penerbangan domestik karena pandemi, yang pada akhirnya mengurangi hampir 17% emisi CO2 . Secara keseluruhan, berkurangnya penggunaan bahan bakar fosil dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. IEA (Badan Energi Internasional) menyampaikan bahwa permintaan minyak telah turun 435.000 barel secara global dalam tiga bulan pertama tahun 2020. Selain itu, penggunaan batu bara secara global juga mengalami pengurangan karena berkurangnya permintaan energi selama masa lockdown.
Namun, perlu untuk dicermati, setelah wabah menghilang setiap orang akan menjalani aktivitas dan kehidupan seperti semula. Pada akhirnya lingkungan hidup akan kembali terabaikan dan emisi juga bisa melonjak kembali. Corinne Le Quere, Profesor Ilmu Perubahan Iklim di Universitas East Anglia mengatakan karena pada dasarnya lockdown bukan cara untuk mengatasi perubahan iklim.
DAFTAR PUSTAKA:
- Rume, Tanjena. S.M. Didar UI Islam. 2020. Eviromental effects of COVID-19 pandemic and potential strategies of sustainability. www.cell.com/heliyon. (Diakses 08 Maret 2021)
- Suryani, Anih Sri. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Lingkungan Global. Info Singkat, 12(13), 13-18. https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-13-I-P3DI-Juli-2020-236.pdf. (Diakses 11 Maret 2021)
- Tirtasaya, Yusuf. 25 Mei 2020. “Emisi Karbon Turun 17% Secara Global karena Covid-19”. https://www.google.co.id/amp/s/m.akurat.co/1124653/emisi-karbon-turun-17-secara-global-karena-covid19. (Diakses 13 Maret 2021)
Penulis: Elfara Adhela Putri (Mahasiswi Pendidikan Kimia Untirta)