Pelitabanten.com – Pengalaman merupakan guru kehidupan yang terbaik untuk kita pahami sebagai bagian proses pembelajaran. Setiap orang dalam kehidupannya punya cerita pengalaman yang menarik dapat dijadikan sebagai bagian narasi sejarahnya. Ketika orang itu terbiasa menuliskan cerita atau pengalaman yang menarik dalam catatan buku hariannya. Maka dia sedang membangun kisah yang akan diwariskan oleh penerusnya di kemudian hari. Dan pengalaman giat kerja kita di dunia dapat tercatat oleh sebagian kecil oleh orang yang selalu membersamai kehidupan di dunia.
Banyak kisah atau cerita yang seharusnya dapat kita tulis dalam sebuah buku harian tapi saying terkadang kita malas dan abai untuk menuliskan kisah perjalanan hidup yang kita jalani dan lewati. Kita tak terbiasa menuliskan hal-hal yang berbau kisah peristiwa yang terjadi dalam perjalanan kehidupan. Karena memang hal tersebut kita anggap sebagai bagian hal yang tak penting untuk dituliskan dalam catatan buku harian kita.
Kita lebih senang cerita atau kisah itu untuk membaginya kepada teman atau sahabat yang tentunya dipercaya. Padahal catatan perjalanan kehidupan kita pada saat dapat tersimpan dalam bentuk digital seperti blog atau wordpres ataupun media social. Karena kita tak pernah membayangkan bahwa catatan yang kita buat suatu saat dalam beberapa tahun yang akan datang dapat bermanfaat untuk orang lain,
Pengalaman suatu catatan dari kisah atau cerita masa lampau bisa dijadikan sebagai sumber sejarah yang sangat penting bagi perkembangan sejarah kehidupan.Sumber sejarah bagian yang sangat penting ketika kita melakukan upaya rekontruksi sejarah perjalanan masa lampau. Sehingga sumber sejarah dalam bentuk manuskrip, buku, kepeingan cd, foto serta yang lainnya berperan mengungkapkan suatu peristiwa yang sedang terjad atau sudah terjadi.
Menurut Ibnu khaldun dalam bukunya Mukaddimah sejarah merupakan catatan mengenai peradaban manusia di dunia berupa pengetahuan perilaku akhlak umat terdahulu, jejak para raja, jejak para nabi, atau jejak peristiwa suatu kerajaan dan politik yang dapat dijadikan pembelajaran baik dalam urusan dunia maupun urusan agama.(Ibnu Khaldun: 17)
Sebagai contoh alat-alat kehidupan berupa alat-alat dapur dan pertanian yang di buat dari masa lalu sejak zaman pra sejarah sampai saat ini masih dapat kita gunakan. Kemudian kehidupan social masyrakat kerajaan mataram, majapahit serta kerajaan lainnya mengenai kehidupan toleransi dan menghormati sesame penduduk yang beragama Budha dan beragama Hindu. Terlihat proses pembangunan candi Borobudur merupakan perwujudan akulturasi dan kehidupan yang saling tolong menolong berbeda keyakinan antara masyarakat budha dan masyarakat Hindu.
Kemudian pada masa pergerakan nasional hingga kemerdekan kita diperlihatkan suatu ragam pemikiran persatuan dari tokoh pergerakan nasional dalam berjuang merumuskan kemerdekaan. Suasana kebatinan yang dibangun oleh tiga serangkai dalam membangun Indiche Partij yang berbeda suku,agam ras dan golongan dengan satu tujuan kemerdekaan. Kemudian pada cerita yang lain pada saat merumuskan dan mensyahkan dasar Negara yakni dengan menghapus tujuh kata kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya, Mereka menundukkan pandangan dan giat mereka hanya untuk Negara yang sedang berjuang membangun Negara merdeka.
Ketrampilan sejarah
Peran guru sejarah dalam menajamkan pisau analitis yang mendalam dalam proses pembelajaran sejarah agar tidak tumpul hanya sekedar menghapal tanpa harus berbuat. Peserta didik hanya dilihat hanya pada pengetahuan pada konten sejarah bukan kepada proses berfikir seperti membaca dan menulis sejarah. Perlu melibatkan kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi hubungan di antara banyak peristiwa sejarah baik sebagai sebab maupun akibat
Peserta didik perlu dilibatkan ketika mempelajari konten pembelajaran sejarah hingga mendalam mencari sumber sejarah yang terpercaya. Hal ini bagian dari proses pemberian pengajaran dalam membentuk proses berfikir peserta didik secara konstruktive. Sehingga peserta didik akan timbul kesadaran dalam membentuk pribadinya yang memiliki wawasan keilmuan,
Di dalam kurikulum merdeka dalam proses pembelajaran sejarah standar kecakapan yang hendak dicapai meliputi pertama. Keterampilan Konsep Sejarah (Historical Conceptual Skills), dalam hal ini peserta didik mampu berfikir konsep sejarah dalam pembelajaran sejarah. Karena berfikir konsep menjadi sarana peserta didik dapat memahami konten materi pembelajaran sejarah Sebagai contoh peserta didik harus mampu menjelaskan konsep latar belakang masuknya agama hindu-budha dan teori masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia serta kehidupan pada masa kerajaan Hindu-Budha. kedua. Keterampilan Berpikir Sejarah (Historical Thinking Skills) hal ini dimaksudkan Peserta didik mampu berpikir diakronis (kronologi); berpikir sinkronis; berpikir kausalitas; berpikir interpretasi; berpikir kritis; berpikir kreatif; berpikir kontekstual; berpikir imajinatif; berpikir multiperspektif; berpikir reflektif., ketiga. Kesadaran Sejarah (Historical Consciousness), Peserta didik mampu memahami dan menganalisis fakta sejarah; menghubungkan
masa lalu, masa kini, dan masa depan; memaknai nilai-nilai masa lalu. keempat. Penelitian Sejarah (Historical Research), Peserta didik mampu menentukan topik; mengumpulkan sumber (heuristik); mengritik dan menyeleksi sumber (verifikasi); menganalisis dan mensintesis sumber (interpretasi); menuliskan sejarah (historiografi). kelima. Keterampilan Praktis Sejarah (Historical Practice Skills). : Peserta didik mampu membaca buku teks, buku referensi, internet, dokumen sejarah, dan hasil wawancara; menuliskan cerita sejarah; menuturkan cerita sejarah; mengolah informasi sejarah non digital atau digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, timeline, story board, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain.
Pola kegiatan belajar mengajar sejarah dalam kelas dilakukan dengan berbagai macam muatan metoda pembelajaran. Guru harus kreatif dalam mengembangkan metoda dan strategi pembelajaran dalam kelas. Srategi pembelajaran ketrampilan sejarah dimulai dari peserta didik mengamati suatu konten materi pembelajaranm, menanya, mengumpulkan informasi, mengorganisasi informasi, menarik kesimpulan, mengkomomunikasikan, dan merefleksikan proses pembelajarn.
Penggunaan sarana pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran menjadi modal dalam membangun proses ketrampilan berfikir peserta didik. Adanya sarana yang dapat digunakan oleh peserta didik dapat memudahkan mencari sumber-sumber konten materi pembelajaran sejarah. Seperti ketersedian internet, perpustakaan, buku penunjnag pembelajaran, media massa, museum dan lainnya yang dapat dijadikan sarana pembelajaran sejarah.
Pembelajaran Sejarah
Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai perencanaan yang dilakukan untuk mengatur kegiatan interaksi antara peserta didik, pendidik, dan atau media/sumber belajar sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai. Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal: (1) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku belajar, (2) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar, dan (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. (Heri Susanto; 2014)
Di dalam kelas guru memegang kendali jalannya proses kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran yang menyenangkan dituntut di era milineal dengan kemampuan penggunaan teknologi. Guru bukan lagi sumber informasi tunggal dalam kelas tapi dia harus menjadi fasilitator, pelatih, motivator bagi peserta didik. Kolaborasi dalam pembelajaran diharapkan menjadi bagian dalam memberikan informasi dan penguatan karakter.
Guru sejarah juga dapat berfikir multidimensi dalam menghadapi ruang dan waktu giat pembelajaran. Memiliki strategi dan rencana pembelajaran yang dapat dijalankan dan dikolaborasikan. Guru dapat menjadi lentera kehidupan dalam contoh penguatan berfikir dan pembentukan karakter.
Dalam pembelajaran sejarah dapat diberikan berbagai macam variasi mulai dari menonton video, belajar kelompok atau diskusi, membuat drama, menggunakan media social, bercerita, bermain games dan lain sebagainya. Karena diharapkan ketika menggunakan konten sarana media dapat juga sebagai ajang promosi pembelajaran dan merajut kebaikan.
Pendekatan stretegi pembalajaran di dalam kelas yang selalu berganti cara dan model pembelajaran dapat meningkatkan kreatifitas berfikir sejarah. Sehingga dapat memberikan manfaat secara edukatif yaitu pembelajaran tentang kehidupan. Belajar dari pengalaman kehidupan yang pernah terjadi sebelumnya, dalam konteks ini pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialami sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. Kedua manfaat inspirasi artinya belajar sejarah dapt menjadi inspirasi untuk berbuat yang terbaik bagi kehidupannya.
Penulis : Indar Cahyanto (Alumni FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Alumni Pascasarjana pada Universitas IndraPrasta PGRI Jakarta pada tahun 2016, Pengurus MGMP SEJARAH Kota Jakarta Pusat, Pengurus APKS Provinsi DKI Jakarta dan Guru Sejarah)