Beranda Opini

Korupsi Menggurita: Calon Kepala Daerah 2020 Bukan Hanya Berintegritas

Korupsi Menggurita: Calon Kepala Daerah 2020 Bukan Hanya Berintegritas

SERANG, Pelitabanten.com – Membicarakan korupsi seperti tidak ada habisnya, banyaknya kepala daerah yang terlibat kasus korupsi kian memprihatinkan kepercayaan terhadap pemerintah.

Baru-baru ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Oprasi Tangkap Tangan () terhadap Bupati Lampung Utara Agung Ilmu Mangkunegara pada Minggu, 6 Oktober 2019. Operasi itu terkait di Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Lampung Utara.

Total uang yang disita KPK dari proses OTT mencapai Rp 728 juta yang diduga berkaitan dengan penyerahan uang dalam proyek di dan Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara.

Fenomena korupsi yang melibatkan banyak kepala daerah, dinilai oleh Sosiolog Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Suwaib Amiruddin, merupakan ancaman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Korupsi yang melibatkan kepala daerah ini bisa mengancam kepepercayaan masyarakat kepada pejabat pemerintah. Disamping itu merugikan APBD, jadi terhambat di daerah”, ujarnya, Rabu (9/10/2019).

Baca Juga:  Menjemput Tugas Manusia, Hamba dan Khalifah

Untuk itu, menurut Suwaib bahwa calon kepala daerah ke depan kriteri yang harus menjadi pilihan, bukan cuma , namun dilihat dari latar belakang dan usul dan latar belakang keluarganya.

“Jadi korupsi yang melibatkan kepala daerah saat ini, selalu ada keluarga yang mempengaruhinya yang terlalu masuk mempengaruhi kekuasaan. Mereka melibatkan , istri, adik, atau kaka terlibat bermain proyek pemerintah yang rentan dikorupsi”, kata Pembina Suwaib Amiruddin Foundation (SAF) ini.

Suwaib menghimbau kepada masyarakat, bahwa menjelang 2020 di beberapa daerah di Indonesia perlu menjadi momentum untuk membangun bangsa lebih bermartabat.

“Saya menghimbau kepada masyarakat untuk selektif memilih kepala daerah, bukan hanya integritas di atas kertas, tapi masyarakat harus melihat latar belakang keluarganya, agar korupsi yang marak saat ini tidak terulang kembali” pungkasnya (*)