Pelitabanten.com – Sudahkah kita mengenal sosok pahlawan? Pertanyaan tersebut tentunya menjadi dasar dari terlaksananya pengaplikasian nilai-nilai tauladan dari para pahlawan. Hari pahlawan tentunya tak hanya diperingati sebagai perayaan belaka, namun hendaknya kita mampu untuk mengedepankan nilai-nilai perjuangan yang dipesankan para pahlawan. Sejatinya ada banyak sekali nilai-nilai kepahlawanan yang dapat kita produksi dan kita implementasikan pada kehidupan sehari-hari. Namun hal itu tentunya tidak akan terlaksana apabila kita belum mengenal betul akan sosok pahlawan, terutama pahlawan bangsa.
Pahlawan merupakan sosok berjasa yang rela berkorban demi tugas dan cita-cita tanpa menginginkan imbalan, pujian maupun popularitas. Pahlawan bukan pula hanya sebuah gelar, mereka merupakan sosok yang mampu menginspirasi orang lain dengan kisah-kisah teladannya. Pun, kita sebagai generasi penerus bangsa tentunya harus berjuang untuk menjadi pahlawan, minimal menjadi pahlawan untuk diri sendiri dan keluarga. Setiap orang juga pastinya memiliki sosok pahlawan yang berjasa dalam hidupnya, begitu pula dengan sosok pahlawan bangsa. Mereka merupakan sosok yang sangat berjasa bagi bangsa ini.
Banyaknya kisah inspirasi yang dapat dipetik dari para pahlawan seharusnya dapat membuat kita menjadi warga yang baik dan mampu meningkatkan kualitas hidup. Penjajah memang tidak lagi datang, namun bentuk lain penjajahan masih kerap ada dan harus kita perangi. Maka dari itu, diperlukan sikap yang sesuai untuk membuat perubahan di negeri ini menjadi lebih baik lagi. Dengan begitu, jasa-jasa para pahlawan yang telah rela berkorban demi sebuah kemerdekaan bagi bangsa ini tidaklah sia-sia.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Layaknya puisi yang berbunyi:
Tekadmu yang membara
Dengan gagah tegap kau berdiri
Tak pedulikan rasa sakit
Demi sang bumi pertiwi ini
(Senyum Pahlawanku oleh Chairil Anwar)
Penggalan puisi diatas merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap para pahlawan. Walau begitu, sajak dan puisi saja belumlah cukup untuk menghargai perjuangan para pahlawan. Ada banyak pelajaran yang dapat kita tiru dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dari kisah inspiratif para pahlawan.
Pertama, memiliki kegigihan yang tinggi. Layaknya panglima perang Sultan Hasanuddin yang diberi julukan Ayam Jantan dari Timur karena kegigihannya dalam berjuang melawan VOC. Ia memimpin pasukan Gowa dengan semangat dan pantang menyerah hingga membuat VOC kesulitan untuk memadamkan perlawanan rakyat Gowa. Hal yang dapat kita ambil dari sini adalah kegigihan dalam menghadapi suatu permasalahan. Setiap masalah yang kita hadapi haruslah kita lawan dengan semangat dan pantang menyerah.
Kedua, cerdik dan berani. Seperti yang kita ketahui, para pahlawan kita pastinya selalu memikirkan strategi untuk mengusir penjajah. Seperti salah satu pahlawan nasional dari Aceh yaitu Teuku Umar yang menggunakan strategi berpura-pura tunduk kepada Belanda dengan tujuan untuk mendapatkan senjata dari pihak Belanda. Yang selanjutnya persenjataan itu ia manfaatkan dan kembali memimpin rakyat Aceh untuk melawan Belanda. Selain itu, ada pula Cut Nyak Meutia yang sangat cerdik dan pemberani. Dalam kisahnya diceritakan bahwa ia pernah menjebak Belanda dengan cara mengundang Belanda menghadiri acara kenduri disebuah rumah, namun ternyata rumah tersebut terbuat dari kayu-kayu yang mudah roboh, sehingga saat Belanda berkumpul dirumah tersebut ia dan pasukannya merobohkan rumah itu dan menyerang Belanda.
Dari sini bisa kita lihat bahwa keberanian dan kecerdikan sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan sesuatu. Begitupun kita dalam menjalani kehidupan ini haruslah cerdik dan berani untuk mengatur strategi. Karena sejatinya banyak sekali permasalahan yang terjadi di negara tercinta ini. Selaku generasi penerus bangsa, maka perlulah kita untuk berkontribusi dan memikirkan strategi untuk membangun negara ini menjadi lebih baik lagi.
Ketiga, sederhana dan rendah hati. Mungkin masih ada beberapa orang yang belum mengetahui bahwa ternyata para pahlawan kita memiliki sifat yang sederhana dan rendah hati. Layaknya Ki Hajar Dewantara sosok penggerak nasionalisme. Walaupun ia termasuk golongan bangsawan, namun hal itu tak membuat ia bangga dengan kebangsawanannya. Bahkan, ia rela mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara dan meninggalkan nama kebangsawanannya untuk bisa lebih dekat dengan rakyat. Ia pun selalu memberikan energi-energi positif yang bermanfaat untuk orang lain. Layaknya suatu prinsip “apapun yang dikerjakan oleh seseorang harusnya bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri, bangsa, dan dunia” –Ki Hajar Dewantara
Masih banyak lagi kisah inspiratif yang dapat kita teladani dari para pahlawan pejuang bangsa. Seperti dikatakan dalam pribahasa “Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan belang”. Meskipun tinggal nama, namun para pahlawan akan terus dikenang sepanjang masa.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya” –Soekarno. Maka dari itu, sudah sepantasnya kita sebagai generasi penerus bangsa harus meneladani dan mengimplementasikan niai-nilai positif dari kisah inspiratif yang telah ditorehkan oleh para pahlawan. Jangan sampai kita menjadi generasi muda yang tak menghargai dan masa bodo dengan apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan.
Penulis: Dwi Rizki Mutiarasani (Mahasiswi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)