Pelitabanten.com – Kita sedang berada di tengah pusaran arus modernisasi dimana berbagai hal yang sifatnya konvensional berubah menjadi jauh lebih modern, terutama di aspek teknologi. Dahulu, teknologi yang digunakan secara manual dan tradisional mendominasi kehidupan kita dalam bermasyarakat sedangkan hari ini cenderung lebih canggih dan simpel. Pusaran arus modernisasi ini juga sering disebut oleh banyak orang sebagai era digital. Dikutip dari kemendikbud, Secara umum era digital dapat diartikan sebagai suatu masa dimana penyebaran informasi dilakukan dengan cepat dan mudah karena adanya teknologi digital.
Meski era digital relatif memberi kita banyak kemudahan karena efisiensinya, ia bukannya tanpa tantangan. Berdasarkan data dari Kementerian Investasi/BKPM RI, ada lima tantangan digital ekonomi di Indonesia dan salah satunya adalah persaingan yang semakin ketat. Seiringan dengan hadirnya berbagai platform digital di Indonesia, dunia menjadi semakin tak berbatas. Misalnya, platform seperti e-commerce yang menjadi keran masuknya berbagai produk dari luar negeri dengan mudah atau meningkatnya produk literasi dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, yang dijadikan bahan pengajaran di institusi pendidikan kita hari ini.
Itulah mengapa, sebagai bahasa internasional, penggunaan bahasa Inggris tidak hanya menjadi sesuatu yang sangat relevan, tetapi bisa jadi suatu keharusan supaya kita dapat tetap bersaing di tengah era digital seperti hari ini, era dimana bahasa Inggris menjadi suatu hal yang lumrah dan dapat kita temukan dimanapun. Hari ini ia menjadi jembatan yang menghubungkan dunia, kacamata dan lidah yang berbeda-beda sehingga tak salah jika ada yang mengatakan bahwa sama halnya seperti membaca buku, berbahasa inggris juga membuka jendela dunia.
Dengan belajar berbahasa Inggris secara baik dan benar, banyak sekali manfaat yang bisa kita tuai, salah satunya adalah memperluas jejaring komunikasi kita, baik secara langsung maupun daring melalui media sosial, misalnya. Hal ini tentunya memudahkan kita mendapatkan teman di berbagai penjuru dunia sehingga bahasa tidak menjadi batas untuk bergaul baik di dalam maupun di luar negeri. Relasi sosial yang luas menjadi penting karena ia dapat mengantarkan kita pada oportunitas baru yang mungkin dapat meningkatkan kualitas diri kita. Tidak hanya itu, dengan menguasai bahasa inggris, kita akan sangat dimudahkan ketika berpergian ke luar negeri dan mengurangi resiko terkena penipuan di negara lain.
Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris juga memiliki peran yang penting di dunia kerja. Hampir seluruh perusahaan di era digital menginginkan karyawannya untuk memiliki kecakapan dalam berbahasa Inggris. Kecakapan berbahasa ini tentunya yang akan sangat berguna di masa mendatang dalam hal berkomunikasi dengan rekan di dalam maupun di luar kantor, menjangkau jejaring yang lebih luas dan menyelesaikan tugas kerja yang didominasi bahasa Inggris. Profisiensi dalam berbahasa Inggris akan menjadi poin penting ketika nanti kita mencari pekerjaan karena kualitas tersebut sangat dibutuhkan di tengah persaingan kerja yang semakin ketat sehingga kemungkinan kita untuk diterima kerja pun akan semakin besar.
Terakhir dan tak kalah penting, kemampuan berbahasa Inggris juga akan menambah wawasan intelektual kita. Menurut riset yang dilakukan oleh Albert Costa dan Nuria Sebastian-Galles dari Universitas Pompeu Fabra, kemampuan berbicara dalam lebih dari satu bahasa (bilingualism) dapat meningkatkan kemampuan kontrol otak. Selain itu, mereka yang berbicara dua bahasa juga terbukti memiliki sistem monitor otak yang jauh lebih baik. Sebuah studi dari 2009 menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa tersebut dapat memudahkan seorang individu untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik yang ada di lingkungan sekitarnya. Kemudian, banyaknya media budaya pop dalam bahasa Inggris, seperti film dan musik yang kini beredar dimana-mana juga secara tidak langsung akan semakin memperluas cara pandang kita dan memberikan informasi baru yang tidak kita ketahui sebelumnya.
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa berbahasa inggris tidak hanya akan menambah wawasan berbahasa kita, tetapi ia juga akan memperluas jejaring dan cara pandang dalam melihat dunia di sekeliling kita, dan yang paling penting, membuka banyak pintu yang dapat mengantarkan kita pada kesempatan-kesempatan baru nan berharga. Walau begitu, ada beberapa hal yang juga penting untuk kita ingat.
Pertama, menyadari pentingnya belajar berbahasa Inggris tidak berarti meremehkan atau mengabaikan pentingnya mempelajari dan melestarikan akar budaya kita. Kita harus mulai memandang kemampuan berbahasa asing bukan sebagai hitam-putih tetapi sebagai sebuah spektrum berwarna-warni. Kesadaran akan budaya leluhur dan urgensi untuk menguasai bahasa asing sebagai respon terhadap perkembangan zaman harus berjalan beriringan. Berbahasa asing tidak seharusnya memberikan kita kacamata untuk melihat budaya leluhur yang sering dianggap ‘kuno’ sebagai suatu kemunduran, tetapi sebagai pelangi yang tiap corak warnanya menarik untuk ditelusuri. Alih-alih meninggalkan bahasa dan kebudayaan tradisional, bahasa Inggris justru seharusnya kita gunakan sebagai alat untuk mengenalkan sekaligus melestarikan segala hal yang telah diwariskan oleh leluhur kita di mata dunia.
Kedua, dengan belajar berbahasa Inggris artinya kita harus menjadi lebih selektif dalam menerima arus budaya dari luar yang masuk. Kita dapat melihat sekeliling kita bagaimana westernisasi menjadi salah satu akselerator perusak alam dengan gaya hidup konsumerisme yang dikemas dalam slogan-slogan ‘kemajuan’ dan ‘kesejahteraan’ yang mereka kenalkan kepada kita. Berbahasa inggris seharusnya menjadi filter untuk memilih mana yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan selaras dengan nilai hidup yang dikenalkan nenek moyang kita, serta mana yang harus kita jauhkan karena karakteristiknya yang destruktif. Jangan sampai bahasa Inggris membuat kita tunduk dan takluk pada kebudayaan barat hingga lupa pada pesan luhung yang dititipkan oleh leluhur kepada kita. Kecakapan berbahasa Inggris harus meningkatkan kualitas diri kita dengan mengasah daya kritis yang kita miliki.
Semoga dengan dituliskannya artikel ini, kita sebagai generasi muda yang akan mewariskan Indonesia dalam jangka waktu sepuluh hingga dua puluh tahun lagi menjadi semangat dalam mempelajari penggunaan bahasa Inggris dengan baik dan benar. Semangat belajar ini nantinya akan menjadi kendaraan yang kelak mengantarkan kita melihat dunia dari kacamata baru yang lebih unik, berwarna dan tentunya kritis.
Penulis: Rizqia Anwari (Mahasiswa jurusan Sastra Inggris Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)