KOTA TANGERANG, PelitaBanten.com – Pahlawan tidak semata mereka yang ditetapkan secara administrasi oleh negara. Banyak mereka yang ditetapkan secara administrasi namun menolak disebutkan sebagai pahlawan.
Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan hal itu saat menjadi pembicara dalam seminar tematis hari pahlawan di kampus Universitas Islam Syech Yusuf (Unis) Tangerang, Kamis pagi 16 November 2017.
Menurut Dahnil Anzar, banyak tokoh nasional yang mendapat Bintang Mahaputra Utama menolak dimakamkan di makam pahlawan.
“Sifat mengedepankan kepentingan orang banyak atau publik itu bagian dari pahlawan,” tegas Dahnil.
Dikatakan Dahnil, pahlawan itu sederhana. Sikap berbuat ikhlas untuk kepentingan publik sudah merupakan pahlawan.
“Kita bisa belajar dari kepahlawanan Bung Tomo,” ungkapnya.
Menurutnya memaknai pahlawan jangan lebay. Pahlawan itu manusia biasa, punya cela. Memandang pahlawan jangan seperti melihat Rasul.
Ia mengaku khawatir terhadap gejala anak muda dengan politik milenial yang kini menjadi fenomena. Dikatakannya, politik milenial menjadi politisi fans boys dan fans girls.
“Fans boys dan fans girls itu politisi tidak punya akar. Kepahlawanan macam apa itu? Politisi semacam ini tidak bisa memahami nilai kepahlawanan,” tegas Dahnil Anzar.
Diungkapkannya para tokoh nasional Bung Karno, Bung Hatta, Haji Agus Salim berdebat di antara mereka namun tidak merusak hubungan pribadi. Mereka memperjuangkan nilai dan ideologi.
Sementara itu Kaprodi Magister Hukum Unis, Hendra Sudrajat menegaskan, pahlawan bukan hanya simbol bagi mereka yang telah merebut kemerdekaan dari penjajah.
“Semua individu bisa menjadi pahlawan diri sendiri dengan berperang melawan narkoba,” ujar Hendra Sudrajat.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti menguraikan menjadi pahlawan bagi orang lain tidak mungkin bila tidak menjadi pahlawan diri sendiri.
“Mari kita merdeka supaya bisa menjadi pahlawan diri sendiri,” tegas Ray Rangkuti.
Seminar itu menghadirkan pembicara Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, Kaprodi Magister Hukum Unis Hendra Sudrajat, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti dipandu moderator Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unis Jaka Lelana.
• Ateng Sanusih