LEBAK, Pelitabanten.com – Sebagai pelopor Kampung Literasi di Banten, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kedai Proses yang berlokasi di Komplek Pendidikan, Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak-Banten tak pernah kehabisan ide kreatif demi memantapkan program kegiatan terkait literasi.
Antologi Cerpen Obor karya penulis pemula dari program kelas menulis yang diselenggarakan TBM Kedai Proses diluncurkan dalam kegiatan Diskusi Datang Bulan bertajuk Sastra dan Politik. Hadir sebagai narasumber, Firman Venayaksa, Ketua TBM Indonesia memaparkan peran sastra dalam politik kekuasaan sejak masa penjajahan hingga era sekarang.
“Tak bisa dipungkiri, politik etis yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda lahir dari karya sastra yang dihasilkan oleh Multatuli melalui novel Max Havelaar, sehingga dimungkinkannya kaum bumi putera mengenyam pendidikan yang setara dengan bangsa-bangsa Eropa,” tutur Firman, Minggu (18/6/2017)
Karya sastra, “oleh karenanya menjadi penting sebagai dokumen sosial, cermin situasi sosial penulisnya, dan manifestasi peristiwa sejarah dan keadaan sosial budaya,” imbuhnya.
Tidak hanya di TBM Kedai Proses, buku antologi cerpen Obor juga dibedah di Rumah Dunia pada Selasa (13/6) lalu dan mendapat sambutan positif dari sastrawan Gol A Gong.
“Taman Bacaan Masyarakat Kedai Proses di STKIP Setia Budhi, Rangkasbitung, pimpinan DC Aryadi sudah berhasil mewujudkan manfaat dari membaca buku. Para relawan dan warga belajarnya tidak lagi sekadar menjaga buku atau terlibat di peristiwa seremoni literasi saja, tapi juga melebur jadi bagian di setiap halaman buku,” ujarnya.
Hadir pada kegiatan tersebut, penulis skenario asal Lebak, Firman Andara yang karyanya dikenal dalam sinetron Pernikahan Dini turut memberikan apresiasi.
“Pada dasarnya kegiatan ini merupakan suatu pemancing minat generasi muda Lebak agar lebih tertarik untuk menulis. Intinya generasi muda harus lebih interaktif dan berani mengeksplore diri ke arah yang jauh lebih kreatif dan menjadi generasi muda yang bermanfaat,” ujar Firman.
Cerita-cerita dalam buku antologi cerpen Obor yang dihasilkan oleh para penulis pemula tentunya belum sempurna, namun semangat para peserta kelas menulis Kedai Proses dengan diluncurkannya buku tersebut membuat lebih semangat untuk terus berkarya.