KABUPATEN TANGERANG PelitaBanten.com – “Representation – The Art of Signifier” merupakan tema Film Screening 2018 yang digelar program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan (DKV-UPH), pada tanggal 23-25 Juli 2018 di Cinemaxx, Maxxbox Lippo Village Karawaci.
Rosse Hutapea, Section Head of Media Relations UPH menjelaskan tema tersebut mengarahkan publik pada esensi dari sebuah film yang pada hakekatnya merepresentasikan suatu pesan.
Menurutnya, film dan animasi dapat dilihat sebagai ‘bahasa’ atau ‘language’ yang mampu menghubungkan dan membangun makna kepada penonton melalui berbagai bentuk representasi. Baik berupa realitas di sekitar kita, setiap bagian kehidupan, setiap individu, golongan maupun kelompok manusia dapat direpresentasikan melalui segala yang muncul dalam frame (mise en scene) melalui audio dan visual.
“Bentuk representasi yang sering kita tangkap dalam film misalnya gender representation, race representation, cultural dan etnic representation dan lain sebagainya,” ujar Rosse.
Dijelaskannya, representasi dapat ditampilkan dalam sebuah film melalui sebuah konsep. Inilah salah satu skill yang diajarkan dalam peminatan Sinematografi dan Animasi DKV-UPH yang telah berdiri sejak tahun 2013.
Ditambahkannya, peminatan ini membentuk para mahasiswa untuk tidak sekedar menguasai kemampuan teknis, namun juga mampu menciptakan sebuah konsep yang kuat melalui pemikiran kritis dalam memaknai apa yang terjadi pada masyarakat secara sosial, politik, budaya, serta aspek lainnya ada dalam masyarakat.
“Dengan kemampuan yang seimbang antara teknis dan konsep, diharapkan mahasiswa mampu menyajikan sebuah tontonan yang relevan dan juga bermanfaat bagi masyarakat,” urai Rosse.
Dalam kegiatan film screening ini, sambung Rosse ditayangkan karya-karya para mahasiswa yang mencoba menampilkan kembali berbagai realitas yang ada dalam masyarakat, melalui film fiksi maupun non fiksi. Baik yang berkaitan dengan pemenuhan tugas reguler, karya tugas akhir maupun karya yang dihasilkan sebagai salah satu wujud dari pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan beberapa lembaga di luar UPH.
“Dalam kegiatan ini juga ditampilkan beberapa karya yang lahir dari kerjasama dengan dunia industri, khususnya bidang musik dalam bentuk Music Video,” paparnya.
Pada kegiatan screening tahun ini menampilkan 34 karya animasi dan 32 karya film yang diproduksi dari tahun 2017 dan 2018. Diantara karya animasi yang ditayangkan terdapat karya yang berhasil meraih penghargaan dalam beberapa kompetisi, juga karya film yang lolos seleksi di ajang festival film seperti Balinale Film Festival.
Rosse juga mengatakan, ada beberapa karya film lain yang sangat menarik untuk dinikmati, seperti film bergenre dokumenter “Pelangi di Timur Negeri” yang merupakan karya kolaborasi antara dosen, mahasiswa dan alumni. Film ini merepresentasikan perjuangan masyarakat dan para penggerak di daerah Papua, dalam menggapai pendidikan yang lebih baik, juga film bertema sejarah “Adiyapi”, yang digarap sangat serius baik dari riset maupun dari segi teknik sinematografi.
“Kegiatan film screening yang digelar di Maxxbox, Cinemaxx, Lippo Village Karawaci ini juga dilengkapi dengan talk show dengan nara sumber di bidang perfilman Lukman Sardi (Actor & Director) dan di bidang animasi Mutia Terian (Character Artist),” jelasnya.
Diterangkannya, sasaran dari kegiatan Film Screening Representation antara lain adalah para mahasiswa baik intern maupun dari luar UPH, dunia akademis perfilman, praktisi perfilman serta dunia industri. Peran dari Cinemaxx sangat mendukung dalam terselenggaranya acara ini, terutama sejak ditandatangani nota kesepahaman antara Cinemaxx dan Scool of Design Universitas Pelita Harapan.***
• Ateng Sanusih