Beranda News

Kolaborasi Mahasiswa KKM 31 UPG dan KKM 13 UNTIRTA Lakukan Kegiatan Posbindu di Desa Mekarsari

Kuliah Kerja Mahasiswa Universitas Primagraha (UPG) Kelompok 31 berkolaborasi dengan Posbindu UPT Puskesmas Cinangka, pada Kamis (01/08/2024).
Kuliah Kerja Mahasiswa Universitas Primagraha (UPG) Kelompok 31 berkolaborasi dengan Posbindu UPT Puskesmas Cinangka, pada Kamis (01/08/2024).

SERANG, Pelitabanten.com– Kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) yang dilaksanakan peserta (Mahasiswa) bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dan berperan aktif untuk melakukan upaya peningkatan Pola Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan melalui kegiatan Pencegahan dan Penanganan gizi buruk yang ada di masyarakat.

Guna memberikan dampak kebermanfaatan yang signifikan kepada masyarakat, sejumlah mahasiswa melakukan kolaborasi kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) antar perguruan tinggi di Banten untuk pembaharuan suatu daerah.

Mahasiswa KKM kelompok 31 Universitas Primagraha (UPG) bersama Mahasiswa KKM 13 UNTIRTA bekerjasama dalam meningkatkan sinergitas akademisi dan masyarakat di Desa Mekarsari, kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang , Banten, Kegiatan berlangsung pada Hari Sabtu, (27/07/2024).

Ketua KKM 31 (UPG), Ridho Pratama mengatakan bahwa Pola Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan merupakan gambaran umum perilaku hidup bersih dan Kesehatan lingkungan untuk memperkuat budaya seseorang, kelompok maupun masyarakat agar peduli dan mengutamakan kesehatan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih berkualitas. Sehingga Pencegahan dan penanganan stunting dapat berjalan dengan baik.

Baca Juga:  Wow! Gelora Kota Tangerang Targetkan Satu Fraksi DPRD

“Apabila kegiatan tersebut dapat di lakukan antara mahasiswa UPG dan UNTIRTA berjalan dengan baik maka dapat memberikan kontribusi dalam pola hidup sehat dan kemajuan di wilayahnya,” ujarnya pada pelitabanten.com Kamis, (01/08/2024).

Dosen Pendamping Lapangan (DPL) KKM 31 (UPG), Pakhudin, S.Sos.,MAP mengatakan bahwa salah satu Kegiatan KKM Universitas Primagraha tahun 2024 adalah program hidup sehat dan Kesehatan lingkungan yang merupakan bagian dari inovasi penyelesaian masalah sosial dan pengentasan kemiskinan, khususnya dalam melindungi setiap warga negara dalam mengakses layanan dasar dan bagian dari pencegahan dan penanganan stunting.

“Dimana Indikator pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan yaitu Persalinan ditolong oleh tenaga Kesehatan, Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif, Menimbang bayi sampai dengan usia 6 tahun secara rutin setiap bulan, Menggunakan Air Bersih, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar, Gunakan Jamban Sehat, dan Makan makanan yang sehat dan bergizi adalah perilaku sehat yang harus dilakukan dan menjadi budaya sehari-hari,” ungkapnya.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Otak dan Pelaku Penembakan Ustad Armand di Tangerang

Menurut Bidan Mamay sebagai Bidan di Desa Mekarsari mengatakan bahwa Pola Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam mencegah atau menangani gizi buruk yang ada di Masyarakat.

“Dengan adanya Kegiatan Kerja Mahasiswa (KKM) di harapkan dapat membantu dalam mensosialisasikan budaya hidup sehat di Masyarakat. Dengan demikian, pembinaan pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan di perlukan Kerjasama dan keterpaduan antar berbagai sektor dalam rangka akselerasi pencapaian sasaran yang telah ditetapkan,” ucapnya.

Bidan Mamay menjelaskan bahwa Pola Hidup Sehat harus menjadi komitmen bersama. Hal ini untuk menjadi strategi dalam mewujudkan polah hidup sehat.

“Sinergisitas dari semua pihak, termasuk swasta dan dunia usaha dapat diwujudkan apabila memiliki komitmen bersama, sehingga kegiatan-kegiatan dalam rangka pembinaan pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan di semua tatanan terkoordinasi dengan baik,” pungkasnya. (MIR)

Baca Juga:  Lika-liku Deklarasi #2019GantiPresiden, Bilal: Ini Kemunduran Demokrasi Banten