KABUPATEN TANGERANG PelitaBanten.com – Pendidikan yang berkualitas tidak hanya bicara mengenai akademik, tapi juga harus menekankan pada unsur spiritual.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH), Dr Jonathan L Parapak MEng Sc dalam acara UPH Youth Leaders Forum 2018, Sabtu 7 April 2018 di Grand Chapel UPH Lippo Village, Kabupaten Tangerang.
Bagi rektor, UPH sebagai universitas harus mampu menyiapkan para mahasiswanya menjadi pemimpin masa depan yang telah dibekali oleh pengembangan wawasan yang luas dan terkini serta pengembangan karakter.
“Melalui pengembangan karakter ini, kita berharap agar mahasiswa mampu menjadi bagian dan berdampak bagi bangsa Indonesia. Bagaimana mahasiswa mampu memberikan kontribusinya dalam memikirkan pembangunan NKRI. Tidak hanya itu, UPH juga selalu berusaha dan berkomitmen untuk menjadi kampus dengan pendidikan yang holistis dan transformatif,” jelas Rektor UPH.
Komitmen UPH sebagai isntitusi pendidikan yang holistis dan transformatif ini dinyatakan melalui UPH Youth Leaders Forum. Forum ini dihadiri kurang lebih 300 mahasiswa yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa UPH, perwakilan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) se-Jabodetabek dari kurang lebih 12 universitas, dan juga publik.
Dalam forum yang mengangkat tema ‘Politik Identitas’ ini dibahas permasalahan terkait beragam perbedaan berasaskan asumsi status sosial seperti persoalan politik karekan suku, ras, maupun agama.
Lebih lanjut lagi Jonathan L Parapak menyatakan alasan pemilahan tema tersebut karena masih banyaknya tantangan yang harus dihadapi NKRI ke depannya. Contohnya kesenjangan dan kemiskinan. Untuk itu melalui forum ini, para mahasiswa diajak berpikir dan mencari solusi atas tantangan tersebut.
Rektor mengajak agar mahasiswa dan publik peduli terhadap tantangan bangsa ini, terlebih karena politik identitas tersebut memang membutuhkan dukungan yang luas.
Acara ini juga menjadi persiapan bagi mahasiswa, dimana dengan mengundang BEM dari beragam universitas dapat bersama mencari solusi untuk persoalan bangsa tersebut.
Ke depannya pada tahun 2030, Rektor UPH optimis bahwa mahasiswa ini sudah akan menjadi pemimpin di negeri ini. Dimana pemimpin ini mampu berkontribusi dan membangun NKRI.
“Mari bersama-sama kita jadikan Indonesia ini menjadi negara yang terkuat dengan Bhineka Tunggal Ika yang sudah dibangun oleh para Founding Fathers sebelumnya. Dan semangat nasionalisme ini harus mampu dilanjutkan oleh generasi muda,” tutup Rektor UPH.
Melalui forum ini para mahasiswa yang berkumpul ini juga telah merumuskan beberapa solusi yang mungkin dapat dilakukan yaitu pertama, kampanye sosial anti-politik identitas. Kemudian mahasiswa sebagai agen perubahan juga dapat mengadakan sosialisasi mengenai politik identitias serta berbagai bentuk manifestasinya untuk menimbulkan kesadaran mengenai permasalahan ini. Ketiga, menjadi rakyat serta pemilih yang up-to-date dengan isu terkini, sehingga mampu mengawasi dan mengkritisi proses Pemilu, Pilkada, serta kinerja para actor pilitik demi tercapainya politik yang bersih, adil, jujur, dan transparan.
Dengan adanya forum seperti ini, diharapkan semangat nasionalis mahasiswa sebagai generasi muda terus ada, bahkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa ini dan menjadi pemimpin masa depan yang benar.***
• Ateng Sanusih