Sementara itu, Fahmi juga menilai isi konten YouTube tersebut yang menghadirkan narasumber pelaku tawuran dijadikan sebagai artis pelajar.
“Saya menanggapi hal ini justru narasumber-narasumber yang dihadirkan di dalam YouTube itu tentang edukasi tawuran pelajar justru dijadikan semacam artis- artis gitu karena ini banyak narasumbernya yang dihadirkan salah satunya ada ada kelompok geng yang sekarang lagi viral katak bizer sama Bokir kemudian ada pupuk dan sebagainya bisa banyak kita temukan di media sosial,” ungkap Fahmi.
“Untuk solusi dari pelajar Islam Indonesia Banten, karena ini merupakan bagian dari masalah publik yang sangat meresahkan pelajar, dan keberadaan organisasi kami juga sangat diperlukan makanya untuk meminalisir atas peristiwa ini kita memperkuat pembinaan karakter dengan melaksanakan pembinaan terhadap orang-orang yang terdampak, serta yang terlibat dalam aksi tersebut. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten harus ambil peran melalui kebijakannya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk terlibat langsung memberikan peran pembinaan karakter ke sekolah-sekolah,” ujarnya.
Fahmi juga kemudian menyampaikan bahwa dengan memberikan perubahan karakter diharapakan mampu untuk menjadikan para siswa terhindar dari tawuran. Peran pemangku agama juga sangat penting untuk diterapkan kepada siswa-siswi agar mereka terhindar dari perilaku menyimpang dalam kehidupan sosial.
“Adanya sinergisitas dan kerjasama diantara stakeholders seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kominfo, Kementerian Agama untuk meramaikan dan mengkampanyekan bahwa aksi tawuran pelajar itu sangat dilarang keras dalam ajaran Islam dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan bisa dilakukan dengan memperbanyak menghadirkan narasumber dengan melalui kegiatan seminar Kominfo dan lembaga pemberdayaan anak untuk bersama-sama membicarakan bagaimana solusinya,” tutupnya. (MIR)