JAKARTA, Pelitabanten.com – Kamis pagi, sekitar jam 10 gue memutuskan untuk berangkat ke Jakarta perjalanan dari Bogor ke Jakarta lumayan dekat. Eh jauh sih tapi lumayan dekat, ah yang pasti menyenangkan percaya deh. Bagi kalian yang ingin melakukan perjalanan dari Bogor ke Jakarta dengan menggunakan jasa commuter line tapi tidak pernah naik itu sebelumnya.
Gue kasih tau rutenya. Kemarin gue naik dari stasiun Cilebut bisa juga naik di stasiun Bogor. Setelah itu tunggu jadwal keberangkatan kereta jurusan Jatinegara lalu berhenti di stasiun gang sentiong. Awas jangan sampai ketiduran loh yah. Dari stasiun gang sentiong tinggal ganti ke peron dua, yang ada di sebrang peron satu kemudian tinggal tunggu kereta jurusan Bogor. Jangan bingung karena loh ko tiba-tiba naik kereta yang jurusan Bogor lagi.
Kemarin gue sempat bingung juga karena itu perjalanan pertama gue ke pasar buku Kwitang, jadi pas kereta Bogor tiba bukannya gue gerecep masuk gerbong. Malah bengong sambil dengerin musik alhasil gue nunggu lagi sekitar setengah jam jadwal kereta jurusan Bogor berikutnya. Jadi kawan setalah pindah ke peron dua tinggal tunggu saja kereta jurusan Bogor lalu berhenti di stasiun Pasar Senen dan sampai. Tapi bohong, karena setelah itu kalian akan
Berjalan kaki sekitar lima belas menit, pokonya perjalanan gue kemarin menjadi healing tersendiri. Keluar dari stasiun Pasar Senen kalian bisa nyebrang dan ambil arah kiri, terus lurus.
Sepanjang perjalanan gue merasakan sensasi yang menyenangkan melihat para pedagang yang ngelapak di emperan jalan ditambah dengan adanya bangunan-bangunan sederhana dengan nuansa zaman dulu yang sejajar dengan masjid.
Setelah berjalan kaki sekitar sepuluh menit kalian akan melihat jempatan penyebrangan, untuk menyebrang gunakan jembatan tersebut lalu tinggal nyebrang satu kali lagi. Eits, jangan khawatir ketika mau nyebrang, karena kalian bisa meminta bantuan Pak Polisi tapi saran gue sih, tidak perlu karena tinggal tungggu saja lampu merah menyala. Setelah itu sampai. Lapak penjual buku berada di belakang gedung berwarna biru.
Disitu kalian bisa menemukan para penjual buku dengan berbagai jenis genre. Tips dari gue kalian harus pandai-pandai menawar selain itu meding beli buku bekas tapi original ketimbang beli baru tapi bajakan. Karena mengingat di pasar buku Kwitang buku-buku bajakan sangat melimpah ruah tapi jangan salah buku-buku bekas tapi original pun tak mau kalah. Dengan membawa uang sebesar 150 ribu, gue dapat empat buku bekas, yang namanya buku bekas pasti ada sedikit kekurangan, dari mulai kondisi kertas yang ada bercak-bercaknya, kertasnya yang mulai usang, dan kadang ada nama pemilik yang sebelumnya.
Tapi bagi gue tidak masalah selagi setiap baris kata-katanya masih bisa gue baca. Bagi kalian yang berselera vintage atau anak aesthetic, buku-buku bekas dengan kertas yang kekuningan dan mulai lapuk boleh banget ke Kwitang.
Pasar buku Kwitang ini semakin melejit namanya ketika ada salah satu scene sinetron Ada Apa Dengan Cinta yang diperankan oleh Dian Sastro dan Nicholas Saputra beradegan di Kwitang. Untuk lebih jelasnya nonton sendiri aja. Seiring dengan majunya zaman pembeli buku di Kwitang semakin menurun. Kemarin saja para penjual buku bisa dihitung dengan jari, karena setelah adanya relokasi sebagian penjual berpindah ke Blok M. Yang jaraknya tidak jauh dari Kwitang.
Bagi kalian yang ingin merasakan bagaimana sensasi berburu buku di antara tumpukan buku yang mencapai langit-langit. Pasar Buku Kwitang bisa menjadi bahan pertimbangan kawan. Tapi ingat meding beli yang bekas ketimbang yang bajakan. Selamat berburu kawan!