Beranda Travel

Indahnya Wisata Religi di Purbalingga

Indahnya Wisata Religi di Purbalingga
Masjid Agung Darussalam Purbalingga (ISTIMEWA)

Pelitabanten.com – Wisata regilus mendadak di penghujung dasawarsa terakhir menjadi alternatif pilihan masyarakat kota untuk berwisata.Di tengah hiruk pikuk dan kepenatan hidup, wisata religi menjadi alternatif pilihan untuk merefresingkan tubuh dan pikiran. Lalu, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan wisata religi itu? Dari penamaan ini, tampak jelas bagi kita bahwa wisata ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual kita.

Karena bagaimanapun, ini adalah perjalanan keagamaan yang ditujukan untuk memenuhi dahaga spiritual, agar jiwa yang kering kembali basah oleh hikmah-hikmah religi. Jadi ini bukan wisata biasa yang hanya dimaksudkan untuk bersenang-senang, menghilangkan kepenatan pikiran, semacam dengan pergi ke tempat hiburan.

Kabupaten Purbalingga sendiri merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah dengan ibu kotanya yaitu Purbalingga. Kabupaten Purbalingga berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara di sebelah Timur dan Selatan, serta berbatasan dengan Kabupaten Banyumas di sebelah Barat dan Selatan. Secara geografi, ibu kota Kabupaten Purbalingga yakni Purbalingga yang berada di sekitar 21 km sebelah Timur Laut Purwokerto.

Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah berada di antara cekungan-cekungan dari beberapa rangkaian pegunungan yang ada di sekitarnya. Di sebelah Utara merupakan rangkaian pegunungan dari Gunung Slamet dan dataran tinggi Dieng, sedangkan bagian Selatan merupakan Depresi Serayu yang dialiri oleh dua sungai besar yaitu kali dan anak sungainya yaitu kali Pekacangan.

Baca Juga:  Icon Walk Hadir Sebagai Pusat Rekreasi Keluarga

Dari kali Pekacangan ini bertemu anak sungai Klawing dan akhirnya bermuara menjadi satu menjadi sungai Serayu. Saat ini potensi batu akik sungai Klawing sedang booming, setelah pesona batu pancawarna dan nagasui menjadi juara internasional di majalah Gamstone. Selain potensi batu pancawarna Klawing, ada juga potensi batu akik bahkan batu warna yang ada di Kecamatan Karanganyar, Mrebet, Karangmoncol dan Rembang serta sepanjang sungai Pekacangan.

Menyusuri hutan, sungai-sungai mencari jejak akan pesona alam dengan berjalan-jalan di pinggir sungai Daerah Kaliori sampai Bungkanel, kec Karanganyar masih Kab Purbaligga Jawa Tengah. Di musim kemarau, warna jernihnya air dan arus sungai ada yang menarik diambil, ya batu berwana hijau dan merah. Di kemudian hari batu berwarna warna itu menjadi trade mark batu akik dari Klawing Purbalingga yakni jenis nagasui dan pancawarna, yang secara mengejutkan menjadi juara internasional kontes batu.

Di Kabupaten Purbalingga ada terdapat banyak industri, seperti industri bulu mata dan wig serta industri knalpot sebagai alternatif suku cadang murah. Selain terdapat banyak industri, ada pula beberapa tempat wisata di Purbalingga yang terkenal sampai keluar daerah Purbalingga semacam Objek Wisata Owabong (Bojongsari), Gua Lawa (Karangreja), Monumen Jendral Sudirman (Rembang), Wisata Air Congot (Kemangkon) dan lain-lain.

Baca Juga:  Nyoletan: Tradisi Menikmati Gula Aren Muda yang Masih Cair

Namun selain objek wisata yang sudah menasional itu, ada potensi wisata yang tidak kalah menariknya, yakni wisata religi. Bagi para peziarah, wisata ruhani dari makam ke makam di Purbalingga biasanya, para peziarah ramai datang pada bulan Rabiul Awal (Maulid), Syawal (Idul Fitri), menjelang musim haji dan bulan Ramadan.

Peninggalan sejarah yang dapat dijadikan sebagai wisata religi potensial bagi Purbalingga, misalkan: Masjid Agung Darussalam, Masjid Laksamana Cheng Ho (Bobotsari), (Masjid dan makam Wali Prakosa Pekiringan (Karang Moncol), Makam Nyai Rubiah Bekti (Kramat, Karang Moncol), Museum Jendral Sudirman, Gua Lawa (Karangreja), Makam Sayid Mansyur (Sumampir, KarangMoncol), Makam Kyai Pekeh (Grantung, Karangmoncol), Makam Nyai Rubiah Sekar (Putri Syekh Atas Angin di Gunung Wuled, Rembang), Makam Syekh Haji Datuk (Rajawana, Karangmoncol), Makam Syekh Mahdum Cahyana Sura (Grantung, Karangmoncol), Masyarakat Aboge (Mrebet), Pendopo dan makam KH Muhammad Irsyad (Maribaya, Karanganyar), Petilasan Syekh Jambu Karang, dll.

Baca Juga:  Gubernur Banten: Festival Pesona Tanjung Lesung 2017 Dorong Wisatawan ke Banten Selatan

Di samping itu, model pendidikan yang berbasis Pesantren juga dapat dijadikan sebagai ajang untuk mempromosikan wisata religi. Wisatawan dapat melihat bagaimana perkembangan Pondok Pesantren yang begitu pesat di Purbalingga yang tidak kalah dengan berbagai pesantren yang ada di daerah lain.

Pondok-pondok pesantren yang ada di Kab Purbalingga jumlahnya mencapai ratusan dengan mulai pendidikan tradisional sampai modern. Maka hal tersebut, akan dapat mendatangkan banyak wisatawan baik lokal, nasional maupun internasional.

Tak lupa pula, sambil berwisata religi, di Kab Purbalingga juga terkenal makanan tradisional yang menggugah selera seperti buntil Kutasari, sroto dengan berbagai trade merk dan beraneka varisasinya seperti Bancar Bancar, Soto Masdar, Soto So, Soto Kriyik, mendoan, kripik, wajik dan jenang Kedungjati, ondol Tidu, minuman stroberi Serang Karangreja, dll.

Jejak-jejak sejarah Islam di Purbalingga tersebut tentu akan menarik perhatian para wisatawan. Karena tidak dapat dipungkiri Islam di Nusantara tidak dapat dilepas dari Islam di Purbalingga. Dari kota ini pernah lahir Syekh Nahrowi Al Banyumasi dan KH Abu Ammar, Kakak beradik ulama Purbalingga yang cukup disegani oleh ulama Hijaz dan menjadi rujukan ulama Indonesia. (Aji Setiawan)